Kontroversi Pemberian MPASI Ke Anak Di Bawah 6 Bulan
Wed, 15 Jul 2020Posted by AdminBelum lama internet dihebohkan oleh berita pesohor Shandy Aulia yang memberikan putrinya MPASI ketika masih hampir menginjak 5 buah. Hal ini menimbulkan kontroversi di kalangan netizen. Biasanya MPASI diberikan kepada anak berusia 6 sampai 24 bulan. Berbagai cerita pun muncul di kolom komentar, kapan sebetulnya waktu yang tepat untuk memberikan MPASI pada anak?
Baca juga: Cara Cegah Penularan ‘Airborne’ Covid-19 Di Ruang Tertutup
MPASI adalah Makanan Pendamping ASI. Tujuan utama dari pemberian makanan ini di usia 6 bulan adalah agar bayi dapat mengonsumsi ASI eksklusif. Masa MPASI ini pula merupakan masa transisi bagi bayi sebelum mulai makanan berat. 6 bulan dinilai efektif untuk memulai fase ini karena kebutuhan bayi sudah tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI semata.
Namun, menurut Ockwell-Smith, spesialis metode Gentle Parenting, fase ini harus melihat pada kebutuhan serta kesiapan bayi. Europian Food Safety Authority pun mengatakan bahwa usia 6 bulan adalah waktu wajib sudah dimulainya fase ini. Namun, diantara 4-6 bulan pun boleh. Hal ini dikuatkan oleh dokter spesialis anak, dr. Frieda Handayani, Sp.A(K), bayi harus siap secara fisik dan mental sebelum diberi MPASI.
Baca juga: Sejarah Hagia Sophia
MPASI pun memiliki tahapannya tersendiri. Dimulai dari puree pada usia awal hingga 9 bulan. Di masa ini, sayur atau buah dihaluskan hingga membentuk bubur kental. Selanjutnya, ketika giginya sudah mulai tumbuh dapat dilanjutkan dengan mashed. Mashed adalah makanan yang dilumatkan hingga halus.
Bentuk berikutnya adalah minced atau cincang halus. Masa ini dimulai pada usia 9 hingga 12 bulan ketika ia sudah mampu menggigit makanan. Lalu, ketika ia sudah semakin pintar menggigit dan memakan makanan disendok, dapat dilanjutkan dengan chopped atau cincang kasar. Terakhir adalah finger foods atau makanan yang mudah dipegang oleh bayi.
Sebisa mungkin hindari pemanis seperti gula, madu, sirup atau susu kental manis di usia 6-8 bulan agar tidak mengganggu pencernaan. Hindari pula makanan dengan gas tinggi atau cita rasa yang terlalu tajam. Makanan kalengan, lemak dan jeroan juga harus dihindari ya.