Kualitas Udara Jakarta Menjadi Peringkat Terburuk Di Dunia
Thu, 16 Jun 2022Posted by AdminKualitas udara di DKI Jakarta dalam dua hari terakhir dari Selasa (14/6) hingga Rabu (15/6) menjadi yang terburuk di dunia berdasarkan laporan situs Air Quality Index (AQI).
Kualitas udara DKI Jakarta berada pada 188 US AQI per 10:30 WIB pada hari Rabu (15/6) dengan PM 2.5 sebesar 128µg/m³ dan PM 10 sebesar 22µg/m³. Dengan begitu, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara yang buruk, menggunakan atau menyalakan air purifier yakni alat penyaring udara ruangan, dan sebaiknya tidak berolahraga di luar ruangan.
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 25,6 kali nilai pedoman kualitas udara tahunan WHO," seperti yang dikatakan AQI dalam laporannya.
PM 2.5 merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer) dilansir dari BMKG. PM 2.5 juga menjadi tanda bahwa polusi udara sedang berbahaya dan bisa memicu gangguan pernapasan. Jika PM 2.5 terhirup, akan mengganggu saluran pernapasan hingga muncul sesak nafas serta paling parahnya bisa mengurangi fungsi paru-paru.
Kemudian, tercatat kelembaban Jakarta pada hari Rabu (15/6) mencapai 79 persen. Akibatnya, AQ Index memberikan tanda peringatan warna merah yang pertanda udara Jakarta sedang tidak sehat.
"Polusi udara diperkirakan menyebabkan 4.900 kematian di Jakarta pada tahun 2021," lanjut laporan tersebut.
Terdapat empat lokasi di Jakarta dengan kualitas udara terburuk, jika dirinci lebih lanjut, yaitu: AHP Capital Place, Thamrin Residences Apartment, Gading Harmony, Taman Resort Mediterania.
Terdapat tiga negara lain yang mendapatkan label peringatan warna merah yang menandakan kualitas udara sedang tidak sehat, yaitu Kota Santiago, Pakistan, dengan indeks kualitas udara 158 US AQI.
Selanjutnya, Krasnoyarsk, Rusia dengan indeks kualitas udara sebesar 157 US AQI. Dan Dubai, Uni Emirat Arab dengan laporan kualitas udara sebesar 153 US AQI.