Malaysia Mau Klaim Reog Ke UNESCO. Indonesia Harus Lebih Dulu!
Wed, 06 Apr 2022Posted by AdminKesenian budaya Reog Ponorogo direncanakan pemerintah Malaysia menjadi bagian dari kebudayaan negaranya untuk diajukan kepada UNESCO.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan tidak ingin kecolongan.
"Untuk Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu. Karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," kata Muhadjir dalam keterangan resmi yang diterbitkan Kemenko PMK, dilansir CNNIndonesia.
Maka dari itu Indonesia harus lebih dulu mendaftarkan Warisan Budaya Tak Benda ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo tapi juga seluruh Indonesia," kata Menko PMK.
Sejauh ini berkas pengusulan Reog Ponorogo telah diterima oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek.
Berkas tersebut telah diajukan melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan kepada Sekretariat ICH UNESCO pada tanggal 31 Maret 2022 beserta pengajuan lainnya, yaitu: Tempe, Jamu, Tenun Indonesia dan Kolintang.
"Secara kesiapan video foto dan dokumen sudah disiapkan Kabupaten Ponorogo. Sebelumnya juga sudah diterima oleh Kemendikbud, tapi sampai hari ini belum ada pengumuman lagi," kata Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko juga telah menyiapkan jawaban untuk menjelaskan terkait penggunaan bulu merak yang rontok sendiri dari tubuh Burung Merak. Sedangkan kulit harimau telah diganti dengan kulit kambing yang didesain menyerupai kulit harimau.
Sebelumnya Indonesia telah mengajukan Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO pada 2018, namun belum lolos. Gamelan Indonesia yang berhasil diakui UNESCO pada 15 Desember 2021.