Mengatur Keuangan Jelang Akhir Tahun!

Mengatur Keuangan Jelang Akhir Tahun!

Mon, 30 Nov 2020Posted by Admin

Libur akhir tahun sudah di depan mata dan menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Tentunya tidak sedikit masyarakat yang berencana melakukan liburan atau berpergian bersama keluarga dan orang terdekat, mulai dari rencana liburan di dalam negeri hingga ke luar negeri.

Promo besar-besaran untuk perjalanan liburan akhir tahun pasti telah disajikan melalui platform online maupun offline yang ditawarkan tentu beragam dari tiket pesawat hingga barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu di saat-saat seperti inilah, godaan untuk berbelanja dan bepergian tentu besar sekali. Berhati-hati jika Sobat 7 tak kuat menahan diri, maka tentunya saldo di rekening akan ludes dalam sekejap. Padahal, ekonomi saat ini masih dilanda ketidakpastian akibat covid-19 atau virus corona.

Berikut 5 tip dan trik agar keuangan tetap terjaga jelang liburan akhir tahun di era pandemi:

1. Liburan Hemat

Jika pas-pasan, masyarakat bisa mengakalinya dengan liburan yang murah meriah. Ia mencontohkan, masyarakat bisa memilih destinasi di dalam kota.

"Liburan di dalam kota saja atau jalan-jalan di pusat perbelanjaan," kata Andy.

Selain itu, masyarakat bisa mencari tempat wisata di dalam kota atau dekat rumah yang tidak memerlukan biaya mahal. Salah satunya taman-taman yang mematok tarif murah.

"Taman-taman gratis juga banyak," imbuh Andy.

2. Batasi Anggaran

Perencana keuangan Finansial Consulting Eko Endarto mengatakan masyarakat bisa membatasi anggarannya untuk berlibur atau berbelanja. Dengan demikian, masyarakat bisa mengalokasikan dana khusus.

"Batasi anggaran belanja agar tidak tergiur diskon terlalu banyak," kata Eko.

Menurutnya, masyarakat harus tahu kemampuan keuangannya sendiri. Jika merasa keuangannya sedang berisiko, maka mau tidak mau anggaran untuk belanja dan liburannya ditekan atau ditahan terlebih dahulu.

"Kalau memang berisiko, bisa ditahan. Itu kalau merasa keuangan tidak aman," ucap Eko.

Namun, jika masyarakat sudah memiliki tabungan pensiun, gaji tidak dipotong, perusahan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja, maka tak menjadi masalah kalau masyarakat ingin menikmati pesta diskon dengan berbelanja banyak atau liburan.​​​​​​

3. Lihat Kemampuan Finansial

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan masyarakat harus mengecek detail kemampuan finansial selama beberapa bulan ke depan.

"Kalau keuangan aman, gaji aman, tidak ada potongan gaji, berarti tidak apa-apa. Mereka bisa liburan seperti tahun-tahun sebelumnya," ucap Andy kepada CNNIndonesia.com.

Sebaliknya, jika kondisi keuangan pas-pasan dan ada pemotongan gaji dari perusahaan, sebaiknya masyarakat menahan diri dari promo perjalanan dan diskon. Pasalnya, masyarakat berisiko kehabisan uang kalau memaksakan menikmati liburan akhir tahun atau berbelanja di luar kebutuhan.

"Jadi lihat kondisi masing-masing, jangan memaksakan. Jangan menyamakan kondisi satu orang dengan orang lainnya. Kalau tidak ada kendala keuangan ya bebas-bebas saja, kalau keuangan tidak baik-baik saja ya jangan. Keuangan jangan sampai boncos, tidak ada uang pada Januari 2021 nanti," jelas Andy.

4. Bedakan Kebutuhan dan Kemauan

Andy mengingatkan masyarakat yang ingin menikmati pesta diskon dari berbagai gerai ritel harus bisa membedakan antara kebutuhan dan kemauan. Sebaiknya, masyarakat tetap berhemat di masa krisis pandemi seperti ini.

"Prinsipnya tidak apa-apa belanja, tapi harus ada urgensi atau sesuai dengan kebutuhan. Jadi, kebutuhan yang memang penting untuk dipenuhi," ujar Andy.

Ia mencontohkan masyarakat bisa memanfaatkan diskon untuk membeli kebutuhan pokok yang lebih murah. Dengan begitu, uang belanja bulanan rumah tangga bisa ditekan.

"Misalnya susu anak, makanan yang biasa dikonsumsi keluarga, untuk kebutuhan sehari-hari, itu tidak apa-apa," jelas Andy.

Masyarakat juga harus jeli. Sebelum datang ke gerai ritel, masyarakat sebaiknya mengecek terlebih dahulu harga normal dari barang-barang yang akan dibeli agar tak tertipu diskon.

"Jangan sampai ditulis diskon (di tempat gerai ritel), tapi sebenarnya harga tidak berubah dengan harga pasaran seperti biasanya," ujar Andy.

5. Tabung dan Investasi

Di luar liburan dan berbelanja barang diskon, Eko menyarankan masyarakat untuk menambah saldo tabungannya. Masyarakat bisa menggunakan sisa uangnya setelah berlibur dan berburu diskon untuk menambah dana darurat di rekening.

"Kalau sudah berlibur dan belanja ada dana sisa, tambah dana cadangan atau dana darurat," tutur Eko.

Idealnya, masyarakat memiliki dana darurat sebesar enam kali dari pengeluaran. Untuk mengumpulkannya memang tak mudah, maka bisa dilakukan dengan mencicilnya.

"Konsentrasi di likuiditas, sehingga masa depan tidak terganggu," ujar Eko.

"Kalau memang berisiko, bisa ditahan. Itu kalau merasa keuangan tidak aman," ucap Eko.

Namun, jika masyarakat sudah memiliki tabungan pensiun, gaji tidak dipotong, perusahan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja, maka tak menjadi masalah kalau masyarakat ingin menikmati pesta diskon dengan berbelanja banyak atau liburan.