Mengenang Sang Seniman: Lika Liku Hidup & Fakta UnikTitik Puspa Bikin Kamu Terinspirasi Akan Sosok Nya
Thu, 10 Apr 2025Posted by AdminDunia hiburan Tanah Air berduka. Penyanyi sekaligus aktris legendaris Indonesia, Titiek Puspa, meninggal dunia pada Kamis sore, 10 April 2025, dalam usia 87 tahun. Beliau menghembuskan napas terakhir di RS Medistra, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, setelah mengalami pendarahan otak. Sebelumnya, Titiek sempat dilarikan ke rumah sakit usai menjalani syuting program televisi, namun kondisinya memburuk dan harus menjalani operasi kepala. Meski mendapat perawatan intensif, Tuhan berkehendak lain.
Kepergian Titiek Puspa meninggalkan duka yang mendalam sekaligus rasa syukur atas warisan seni dan semangat yang telah ia curahkan selama lebih dari setengah abad. Sosok yang akrab disapa “Eyang” ini bukan hanya seorang seniman, tapi juga simbol keteguhan, kreativitas, dan cinta terhadap bangsa.
Lahir pada era 1930-an di Tabalong, Kalimantan Selatan, Titiek Puspa diberi nama Sudarwati oleh kedua orang tuanya, Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam. Ia merupakan anak ke-4 dari 12 bersaudara. Masa kecilnya diwarnai dengan kondisi kesehatan yang lemah, sehingga namanya sempat beberapa kali diganti dari Kadarwati, lalu menjadi Sumarti.
Bakat menyanyinya muncul sejak dini dan membuatnya sering menjuarai lomba-lomba menyanyi. Namun, cita-citanya menjadi guru berubah setelah menyadari besarnya potensi di dunia seni. Sayangnya, keluarga tidak merestui pilihannya, hingga ia terpaksa memakai nama samaran “Titiek Puspo” saat mengikuti lomba menyanyi secara diam-diam. Nama itu merupakan gabungan dari panggilan akrabnya “Titiek” dan nama sang ayah, “Puspo.”
Nama “Titiek Puspo” kemudian menjadi identitas panggung yang melekat padanya, dan bahkan Presiden Soekarno yang kemudian menyempurnakan nama tersebut menjadi “Titiek Puspa.”
Karier musik Titiek Puspa dimulai di Semarang, melalui ajang Bintang Radio pada usia 17 tahun. Kesuksesannya membawanya bergabung dengan Orkes Studio Jakarta dan tampil di berbagai acara TVRI. Ia juga memimpin orkes musik miliknya, Puspa Sari. Album-albumnya seperti Si Hitam dan Doa Ibu menunjukkan kemampuannya sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu. Lagu seperti “Pantang Mundur” dan “Minah Gadis Dusun” hingga kini tetap dikenang lintas generasi.
Penampilan Titiek bahkan sempat mencuri perhatian Presiden Soekarno, yang mengundangnya ke istana untuk tampil di depan para tamu negara. Pengakuan ini menjadi salah satu titik balik penting dalam kariernya.
Tak hanya di musik, ia juga terjun ke dunia film. Meski mengaku kurang tertarik, ia tetap menerima banyak tawaran demi membantu perekonomian keluarga. Film-filmnya antara lain Di Balik Tjahaja Gemerlapan (1966), Bing Slamet Setan Djalanan (1972), Bawang Putih (1974), Tiga Cewek Badung (1975), dan Inem Pelayan Seksi II (1977).
Namun dunia seni peran memberikan tantangan tersendiri. Titiek pernah merasa rendah diri karena sejak kecil tidak pernah diberi peran utama dalam acara sekolah, bahkan sempat diminta memerankan laki-laki sambil merokok karena dianggap tidak cukup cantik.
Pada tahun 2009, Titiek Puspa didiagnosis kanker serviks. Namun alih-alih menyerah, ia justru produktif. Selama menjalani kemoterapi di Singapura, ia berhasil menciptakan 61 lagu hanya dalam dua bulan! Menurutnya, doa dan terapi adalah kunci kesembuhan. Pengalamannya membuktikan bahwa semangat hidup dan cinta pada seni bisa menjadi obat yang paling mujarab.
Tahun 2014, ia mendirikan Duta Cinta, sebuah grup vokal anak-anak dari berbagai etnis sebagai upaya regenerasi lagu anak Indonesia. Grup ini tampil dalam berbagai acara televisi dan menjadi warisan penting lainnya dari Titiek.
Pada ulang tahunnya yang ke-70, ia menggelar konser megah bertajuk “Karya Abadi Sang Legenda”. Konser ini menampilkan musisi ternama seperti 3 Diva (Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanaya), Ari Lasso, Yovie Widianto, dan Elvy Sukaesih. Presiden SBY beserta para pejabat negara turut hadir, menunjukkan betapa besar penghargaan bangsa terhadap kontribusinya.
Kini, Titiek Puspa telah berpulang, namun karya dan semangatnya akan terus hidup. Ia adalah panutan lintas generasi, pejuang seni sejati, dan simbol ketangguhan perempuan Indonesia.
Selamat jalan, Eyang Titiek. Terima kasih atas segala cinta, dedikasi, dan karya yang telah Engkau tinggalkan untuk negeri ini. Kalau kamu mau aku ubah ini jadi format berita hard news, feature, atau untuk keperluan lainnya (kayak caption Instagram atau naskah video), tinggal bilang aja ya!