Ngamuk Tak Mau Vaksin, Ibu Di Sulut Minta Ditembak Polisi.

Ngamuk Tak Mau Vaksin, Ibu Di Sulut Minta Ditembak Polisi.

Fri, 28 Jan 2022Posted by Admin

Pemerintah kini mempercepat penyuluhan vaksinasi COVID-19 agar menekan jumlah penyebaran virus tersebut. Bahkan, masyarakat saat ini ingin mendapat vaksin booster atau suntik ketiga yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Namun, berbeda dengan seorang ibu di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi utara yang tidak mau disuntik vaksin COVID-19. Terekam dalam video yang berdurasi 2 menit menunjukkan beberapa polisi serta petugas kesehatan setempat mendatangi rumah wanita paruh baya tersebut.

Tujuan mereka untuk mengajak ibu tersebut mengikuti vaksinasi COVID-19. Setelah seorang polisi memberikan sedikit penjelasan mengenai program tersebut, wanita itu melontarkan argumen kepada petugas.

“Kiapa kurang hari hari bagini (Kenapa setiap hari begini),” tanya ibu tersebut.

Petugas menjelaskan bahwa ini bukan kemauannya, mereka hanyalah mengikuti perintah dari pemerintah.

“Ngoni kan bisa ba bicara. Indonesia itu dia kan so nda dijajah. Kiapa sekarang masyarakat merasa sama deng dijajah. (Kalian kan bisa bicara. Indonesia itu sudah tidak dijajah. Kenapa sekarang masyarakat merasa seperti dijajah),” Balas wanita tersebut.

Segala alasan dilontarkan oleh ibu tersebut hingga emosi sudah tak tertahankan lagi, wanita tersebut marah dan histeris kepada petugas.

“Tembak jo pa kita kalu ngoni mo paksa. (Tembak saja saya kalau kalian mau paksa). Tembak, tembak jo (Tembak saja), tembak, tembak, tembak pa kita (Tembak saya). Tembak, tembak,” ujarnya secara histeris dan mendekat ke petugas.

Kejadian tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), dr Hamdan.

“Itu kejadian di Kayumoyondi, Kecamatan Tutuyan,” katanya pada Rabu (26/01/2022).

Menurut Hamdan, anak-anak dan suaminya sudah divaksin. Tinggal ibu tersebut yang menolak disuntik. Menurut informasi, ibu tersebut tidak ingin disuntik karena melihat tetangganya sakit setelah divaksin.

“Tapi itu kan gejala biasa setelah divaksin. Setelah tiga hari sakit di area suntikkan, setelah itu kan hilang,” katanya.

Kejadian ini membuat pihak yang berwenang terus mengimbau masyarakat agar taat melaksanakan program vaksinasi (dosis satu, dosis dua dan dosis tiga) dan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.