Nyalakan HT, Satpam Tersambar Petir Saat Komunikasi. Ini Penjelasannya
Tue, 28 Dec 2021Posted by AdminSeorang Satpam yang sedang menjalankan tugasnya tersambar petir hingga langsung tergeletak. Abdul Rosyid (35) yang bekerja di Cilincing, Jakarta Utara langsung dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat selama empat hari.
Penjelasan menurut peneliti petir sekaligus Guru Besar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Dr Dipl Ing Ir Reynaldo Zoro menjelaskan penyebab sambaran petir tersebut.
Menurut Zoro, ponsel atau HT tidak menyebabkan seseorang tersambar petir. Sebab, keduanya memiliki frekuensi yang berbeda.
"Mungkin itu mitos ya seolah frekuensi ponsel dan HT dengan petir itu nyambung, enggak ya. (Frekuensi) ponsel dan HT itu GHz (gigahertz) sedangkan petir maksimalnya hanya 100 MHz (megahertz), jadi tidak nyambung," jelas Reynaldo.
Ia menjelaskan, petir hanya menyambar titik yang masuk dalam jarak sambarnya. Apabila petir kecil, maka jarak sambarnya pun kecil.
Terlihat dalam rekaman CCTV terdapat truk yang sedang parkir. Menurut Reynaldo truk dan payung yang digunakan adalah easy target. Payung yang digunakan satpam menjadi salah satu penyebab sambaran.
"Pemakaian payung menyebabkan sasaran bertambah tinggi sehingga memungkinkan lebih mudah tersambar petir, karena lebih dekat ke lidah petir," ujarnya.
Truk-truk besar dan tinggi mudah menjadi target petir. Selain itu, ditunjukkan dalam video terdapat tiang di sekitar lokasi potensi sambaran petir juga semakin tinggi pada satpam tersebut.
"Melihat ada tiang di samping belakang dan truk besar di depannya, yang bersangkutan ada di daerah sambaran petir, sehingga final jump dari lidah petir lebih dekat ke yang bersangkutan dengan payungnya" jelas dia.
Rosyid yang mengalami luka bakar 65 persen telah kembali ke rumah. Rencananya akan menjalani pengecekan kembali pada 30 Desember 2021. Saat tersambar tubuhnya terasa kaku. Hanya jari jemari yang bisa digerakan. Beruntung rekan kerjanya langsung mengevakuasi Rosyid yang tergeletak.