Oppenhaimer, Si Bapak Bom Atom, Yang Menyesali Ciptaannya Sendiri

Oppenhaimer, Si Bapak Bom Atom, Yang Menyesali Ciptaannya Sendiri

Mon, 24 Jul 2023Posted by Admin

Film berjudul "Oppenheimer" telah menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen dan masyarakat Indonesia. Sebenarnya apa itu Oppenheimer?

Oppenheimer merujuk pada Julius Robert Oppenheimer, seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Amerika Serikat yang dikenal sebagai "Bapak Bom Atom". Ia terlibat dalam Proyek Manhattan selama Perang Dunia II, sebuah penelitian yang bertujuan untuk menciptakan senjata nuklir. Oppenheimer memegang peran sebagai direktur Laboratorium Los Alamos yang bertanggung jawab atas riset dan desain bom atom.

Oppenheimer lahir pada 22 April 1904 di Kota New York, AS, dari keluarga imigran Yahudi Jerman. Selama pendidikan tingginya di Universitas Harvard pada tahun 1922, ia mempelajari kimia, kemudian melanjutkan studi pascasarjana di Cambridge, Inggris, memfokuskan penelitiannya pada fisika.

Pada masa itu, ia mulai melakukan penelitian tentang atom ketika bekerja di Laboratorium Cavendish dengan bimbingan J.J. Thomson, seorang pemenang Nobel yang terkenal karena menemukan elektron pertama.

Oppenheimer kemudian melanjutkan studi di Universitas Gottingen, Jerman, yang dikenal sebagai pusat fisika teoritis. Selama masa studi pascasarjana selama 13 tahun, ia membuat banyak kontribusi penting dalam teori kuantum yang baru dikembangkan, termasuk pendekatan Born-Oppenheimer.

Pada tahun 1927, Oppenheimer meraih gelar doktor dan menjadi profesor di University of California, Berkeley, dan California Institute of Technology. Selama karirnya, ia melakukan penelitian penting dalam berbagai bidang ilmiah, termasuk fisika nuklir, teori medan kuantum, dan astrofisika.

Sebagai bagian dari Proyek Manhattan, Oppenheimer terlibat dalam semua tahapan penting dalam pengembangan bom atom, termasuk keputusan untuk menggunakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Akibatnya, bom atom menyebabkan kematian hingga 226.000 orang.

Setelah peristiwa tersebut, Oppenheimer merasa menyesal dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Laboratorium Los Alamos. Setelahnya, ia mendukung kontrol internasional untuk mencegah proliferasi senjata nuklir dan mendesak penghentian perlombaan senjata antara AS dan Uni Soviet.

Sebelum ledakan bom atom di uji coba Alamogordo, New Mexico pada 16 Juli 1945, Oppenheimer mengutip kalimat dari kitab Hindu, Bhagavad-Gita, yang berarti "Sekarang saya menjadi Kematian, sang penghancur dunia."

Pada tahun 1963, Oppenheimer mendapat Penghargaan Enrico Fermi dari Presiden John F. Kennedy, yang menandakan rehabilitasi politik bagi para ilmuwan terkenal.

Tiga tahun kemudian, Oppenheimer meninggal karena kanker tenggorokan pada 18 Februari 1967 di Princeton, New Jersey, setelah satu tahun pensiun dari upayanya untuk mengadvokasi kontrol internasional senjata nuklir dan energi atom.