Pemerintah Izinkan Turis China Masuk Tanpa Tes COVID, Ini Alasannya!

Pemerintah Izinkan Turis China Masuk Tanpa Tes COVID, Ini Alasannya!

Fri, 06 Jan 2023Posted by Admin

Kasus Covid-19 di China sedang mengalami lonjakan. Akibat dari lonjakan ini banyak negara yang tidak mengizinkan turis China untuk masuk ke negaranya. 

Lain halnya dengan Pemerintah RI yang memutuskan untuk tidak melakukan pengetatan aturan maupun pembatasan mobilitas warga China, seperti yang diketahui pemerintah China akan membuka pintu mereka pada 8 Januari mendatang di tengah kenaikan kasus virus Covid-19 di negara mereka. 

Seperti diketahui, belasan negara di dunia dan dua negara di ASEAN menerapkan aturan bahwa melakukan pengetatan protokol untuk pelaku perjalanan dari China salah satunya wajib tes PCR.

Berbeda halnya dengan Indonesia yang justru tidak mewajibkan tes Covid bagi pelaku perjalanan dari China. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin percaya bahwa tidak akan ada eskalasi kasus meskipun di Indonesia sudah terdeteksi 15 kasus subvarian BF.7 Covid-19 yang sedang menyebar di China.

"BF.7 sudah ada 15 kasus dan tidak ada pergerakan naik. Jadi kita merasa ya tidak perlu kita mengetatkan kegiatan, mengurangi, membatasi kegiatan masyarakat, karena imunitas sudah tinggi," ucap Budi, Selasa (3/1).

Menteri Budi yakin bahwa imunitas masyarakat Indonesia sudah sangat tinggi. Hal tersebut diketahui dari penelitian yang menyebutkan bahwa imunitas akan terbentuk melalui dua cara, yaitu pemberian vaksin virus corona atau melalui antibodi alamiah penyintas Covid-19.

Selanjutnya, Menteri Budi juga menyebutkan kasus aktif virus Covid-19 di Indonesia sudah lebih terkendali, karena sejauh ini tidak ada lonjakan kasus yang signifikan.

Menteri Budi juga mengungkapkan bahwa alasan paling kuat bagi Presiden Joko Widodo akhirnya mencabut kebijakan PPKM di Indonesia sejak 30 Desember 2022 yaitu karena turunnya kasus aktif Covid-19.

Kemudian, Ia juga menyebutkan bahwa negara China yang mengalami lonjakan Covid-19 imbas BF.7, padahal subvarian yang sama juga sudah teridentifikasi di Indonesia tapi sejauh ini belum ada kenaikan kasus.

"Nah ini membuktikan apa? bahwa memang varian-varian baru itu tidak bisa menembus sistem pertahanan masyarakat kita," pungkasnya.