PIK POTADS : Anak Down Syndrome Pasti Punya Kelebihan
Tue, 05 Apr 2022Posted by AdminStigma negatif kerap terlontar dari mulut masyarakat kepada anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak yang terlahir down syndrome. Mereka sering dianggap anak 'idiot' oleh yang justru tidak mengetahui persis apa itu down syndrome.
Untuk itulah, lahir sebuah komunitas bernama PIK POTADS (Pusat Informasi Kegiatan Persatuan Orang Tua Dengan Anak Down Syndrome) Jawa Barat. PIK POTADS Jabar ini merupakan kumpulan orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome. Mereka yang mayoritas adalah ibu-ibu ini fokus mensosialisasikan down syndrome kepada masyarakat.
Mira Ketua PIK POTADS Jabar mengungkapkan, banyak yang masih beranggapan jika anak down syndrome merupakan anak idiot yang berbeda dengan anak normal pada umumnya.
"Ada beberapa memang masyarakat yang masih belum tahu down syndrome itu apa, stigmanya mereka tahunya anak-anak idiot," kata Mira saat ditemui, Selasa (29/3/2022).
Menurutnya meski berkebutuhan khusus namun anak down syndrome sejatinya tetap bisa dilatih untuk tumbuh dan berkembang layaknya anak-anak normal. Namun memang kata dia, perlu treatment khusus untuk melatih anak down syndrome.
"Karena anak-anak ini memang anak yang tulus dan penuh kasih sayang. Bedanya karena mereka itu ada kelainan kromosom, motorik kasar halusnya beda, untuk bicara kurang bagus kurang lancar dan untuk akademik kurang karena mereka dibawah rata-rata IQ nya. Tapi kalau di stimulasi sejak dini mereka mampu latih dan mampu didik," ungkapnya.
Untuk itulah kata Mira, komunitas PIK POTADS Jabar ini dibentuk sebagai wadah para orang tua yang memiliki anak down syndrome agar bisa berbagi kisah dan pengalaman tentang bagaimana cara mengawal tumbuh kembang anak.
Menurutnya ada tiga kategori usia anak down syndrome yang rutin dibahas para orang tua. Yang pertama yakni usia 0-3 tahun, 6-15 tahun dan 15 tahun ke atas.
Masih kata Mira, meski tidak sama dengan anak normal namun anak down syndrome tetap mempunya peluang untuk berprestasi dan berkarya. Sayangnya peluang itu terhambat masalah fasilitas khususnya di sisi pendidikan.
"Yang paling dibutuhkan untuk anak down syndrome ini sebetulnya sarana pendidikan. Pendidikan memang ada SLB tapi masih kurang. Jadi pendidikan masih belum optimal serta pelatihan masih minim," tutup Mira.