Polusi Semakin Parah, Media Asing Sebut Jakarta Sebagai Kota Paling Beracun

Polusi Semakin Parah, Media Asing Sebut Jakarta Sebagai Kota Paling Beracun

Fri, 11 Aug 2023Posted by Admin

Pemberitaan luar negeri kembali mengarahkan perhatian kepada Indonesia. Jakarta diberi julukan sebagai kota "paling beracun" yang berkaitan dengan masalah polusi udara di ibu kota negara ini. Sejak bulan Mei, Jakarta secara konsisten menempati peringkat teratas dalam daftar 10 kota paling tercemar udara di dunia.

"Kota ibu Jakarta telah menjadi yang paling tercemar udara di dunia," demikian berita yang dilaporkan oleh Channel News Asia (CNA) dari Singapura dan juga oleh Reuters, pada hari Kamis (10/8/2023).

Media ini juga mengutip data dari perusahaan teknologi Swiss, IQAir, yang mengindikasikan bahwa Jakarta secara konsisten masuk dalam daftar 10 kota paling tercemar udara global sejak Mei.

"Dengan populasi lebih dari 10 juta orang, Jakarta mengalami tingkat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari," tambah laporan tersebut.

Sejumlah penduduk Jakarta pun memberikan komentar mengenai situasi ini. Salah satunya mengungkapkan kekhawatiran akan memburuknya situasi dan dampak yang dapat membahayakan kesehatan dirinya dan keluarganya.

"Saya sangat mengkhawatirkan situasinya," kata seorang warga bernama Rizky, 35 tahun.

"Dalam beberapa waktu belakangan, banyak anak yang sakit dengan gejala serupa, seperti batuk dan pilek," tambahnya.

Laporan juga mencatat bahwa penduduk Jakarta telah lama mengeluhkan masalah "udara beracun" akibat lalu lintas yang padat, polusi dari industri, serta pembangkit listrik tenaga batu bara.

Pada tahun 2021, warga pun berhasil memenangkan gugatan perdata terkait masalah ini, yang mengharuskan pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi polusi udara.

"Pengadilan memerintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menetapkan standar kualitas udara nasional demi melindungi kesehatan manusia. Menteri Kesehatan dan Gubernur Jakarta juga diwajibkan menyusun strategi pengendalian polusi udara," demikian berita tersebut melanjutkan.

Pendapat dari organisasi lingkungan juga disampaikan dalam laporan tersebut. Dikemukakan bahwa warga Jakarta setiap hari menghirup udara yang tercemar.

"Seorang individu rata-rata mengambil lebih dari 20.000 napas per hari. Jika kita terus menghirup udara tercemar setiap harinya, hal ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan pernapasan, termasuk penyakit paru-paru dan asma. Selain itu, kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak dan kesehatan mental," ujar Nathan Roestandy, salah satu pendiri aplikasi kualitas udara Nafas Indonesia.

Sementara itu, Presiden Jokowi juga sempat menyinggung rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Nusantara, proyek yang saat ini sedang berlangsung di Pulau Kalimantan.

Indonesia berencana untuk menjadikan Nusantara sebagai ibu kota baru pada tahun depan, dengan lebih dari 16.000 pegawai negeri, anggota TNI, dan Polri dijadwalkan akan pindah ke sana.