Seblak Masuk Rekomendasi Untuk Menjadi Warisan Budaya Tak Benda!

Seblak Masuk Rekomendasi Untuk Menjadi Warisan Budaya Tak Benda!

Thu, 27 Jul 2023Posted by Admin

Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengusulkan seblak, makanan khas Jawa Barat yang digemari banyak orang, sebagai warisan budaya tak benda. Kuliner ini berbahan dasar kerupuk dan telah menjadi favorit di kalangan masyarakat. Varian seblak coet ala Rafael SMASH juga turut meramaikan popularitasnya.

Seblak umumnya adalah kerupuk rebus dengan kuah berempah yang memiliki citarasa kencur yang khas. Biasanya, seblak disajikan dengan berbagai tambahan seperti makaroni, ceker, bakso ikan, dumpling, mie, dan berbagai bahan lainnya. Kelezatan seblak inilah yang menjadi dasar usulan untuk menjadikannya sebagai warisan budaya tak benda yang akan diajukan untuk didaftarkan di UNESCO.

 

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Perlindungan Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Rusmiati, menjelaskan bahwa usulan ini didasarkan pada fakta bahwa seblak telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat sejak lama dan tetap bertahan hingga saat ini.

 

"Di Garut, misalnya, banyak warisan budaya kita. Seblak ini adalah salah satu contohnya yang sedang populer. Apakah itu dari Bandung atau Garut, harus ada kajian yang mendalam dan bisa diajukan sebagai warisan budaya," ujar Rusmiati seperti yang dikutip dari Antara.​​​​​​

 

 

Usulan untuk menjadikan seblak sebagai warisan budaya tak benda harus memenuhi syarat-syarat tertentu, termasuk sejarah dan cerita menarik tentang seblak. Seblak berawal dari tradisi masyarakat memasak kerupuk basah dengan bumbu rempah-rempah khas. Selain itu, dokumentasi berupa video dan foto juga harus disertakan sebagai bukti fisik atau saksi untuk memperkuat status kuliner ini sebagai hasil karya anak bangsa dengan cita rasa khas.

Selain itu, diperlukan komunitas atau kelompok yang dapat mempertanggungjawabkan keabsahan dokumen dan data mengenai seblak. Jika semua syarat terpenuhi, maka usulan ini dapat diajukan ke tingkat pemerintah daerah dan provinsi sebelum diuji tingkat nasional.

Meskipun catatan sejarah yang pasti mengenai asal-usul seblak tidak ada, konon, kuliner ini telah ada sejak zaman kemerdekaan di wilayah Parahyangan. Nama 'seblak' sendiri diambil dari bahasa Sunda, yaitu 'nyeblak', yang berarti mengagetkan, merujuk pada rasa pedas seblak yang bisa mengejutkan.