Sering Lupa, Ternyata Seekor Cacing Hidup Di Otak Wanita Ini!

Sering Lupa, Ternyata Seekor Cacing Hidup Di Otak Wanita Ini!

Fri, 01 Sep 2023Posted by Admin

Sebuah kasus unik dan belum pernah terjadi sebelumnya terjadi di Australia, di mana seorang wanita berusia 64 tahun diketahui memiliki cacing parasit berukuran 8 cm yang hidup di dalam otaknya. Kejadian ini telah didokumentasikan dalam Journal Emerging Infectious Diseases yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Berdasarkan laporan jurnal tersebut, wanita tersebut, meskipun namanya tidak diungkapkan, telah mengalami berbulan-bulan gejala seperti sakit perut, batuk, dan keringat berlebih di malam hari. Dokter awalnya menduga gejala tersebut mungkin terkait dengan pneumonia atau infeksi paru-paru, sehingga wanita tersebut diberi obat untuk meredakan gejalanya.

Namun, pengobatan tersebut tidak berhasil. Malahan, kondisi wanita tersebut semakin memburuk, bahkan mengalami masalah ingatan dan depresi. Pada akhir Januari 2021, wanita tersebut dirawat di rumah sakit, dan pemeriksaan lanjutan mengungkapkan adanya luka di lobus frontal kanan otaknya.

Pada Juni 2022, ketika menjalani biopsi, dokter menemukan cacing parasit merah yang dikenal sebagai ophidascaris robertsi tengah bersarang di otaknya. Diduga, cacing tersebut telah berada di otaknya selama berbulan-bulan.

"Reaksi semua orang begitu terkejut. Cacing yang kami temukan bergerak dengan kuat dan berkelojotan di luar otak," ujar Dr. Hari Priya Bandi, seorang dokter yang terlibat dalam operasi tersebut.

Apa Penyebabnya?

Jenis cacing ini biasanya terdapat pada ular piton karpet. Meskipun pasien tidak pernah kontak langsung dengan ular, ia sering mengambil tumbuhan liar di sekitar rumahnya, seperti sayuran Warrigal atau bayam Selandia Baru, untuk dimasak.

Dokter menduga larva cacing tersebut keluar melalui kotoran ular piton dan kemudian masuk ke tubuh wanita tersebut melalui sayuran, tangan, atau peralatan dapur yang terkontaminasi.

Kondisi Terkini

Pasien tersebut akhirnya diberi obat untuk membunuh larva lain yang mungkin masih ada di dalam tubuhnya. Setelah enam bulan menjalani perawatan, kondisi wanita tersebut membaik secara signifikan. Meskipun gejala neuropsikiatri yang dialaminya juga mengalami perbaikan, namun beberapa masalah masih ada.

"Kasus invasi larva Ophidascaris pada otak manusia sebelumnya belum pernah tercatat," tulis Dr. Hossain, seorang ahli parasitologi asal Australia yang terlibat dalam penelitian tersebut.

"Penting untuk memahami pertumbuhan larva tahap ketiga pada manusia, karena penelitian sebelumnya tidak menunjukkan perkembangan larva pada hewan peliharaan seperti domba, anjing, dan kucing," lanjutnya.