Tradisi Pernikahan Teraneh

Tradisi Pernikahan Teraneh

Mon, 06 Jan 2020Posted by Admin

Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi ternyata juga mempengaruhi penyelenggaraan pernikahan. Terkadang kita menjumpai berbagai tradisi unik yang di anut suatu budaya tertentu. Contohnya dalam pernikahan Betawi, dimana pengantin laki-laki yang datang ke rumah pengantin perempuan dan diharuskan untuk berbalas pantun dengan keluarga pengantin perempuan.

Tapi ternyata, tidak hanya di Indonesia yang memiliki tradisi ini. Jika Sobat7 menganggap beberapa tradisi pernikahan di Indonesia cukup aneh atau merepotkan, maka kamu harus mengetahui beberapa tradisi pernikahan yang cukup aneh di beberapa negara berikut.

Skotlandia

Bagi warga negara Skotlandia yang akan menjadi calon pengantin, mereka harus menjalani tradisi Blackening yang dilakukan sebelum menikah. Tradisi ini dilakukan dengan melempari calon pengantin dengan benda-benda menjijikan sampai keduanya berlumuran dengan kotoran. Biasanya kedua pengantin akan diikat atau diposisikan di suatu tempat, kemudian dilempari benda kotor seperti telur busuk, tepung, makanan basi, susu atau apapun yang membuat keduanya kotor.

Kemudian, calon mempelai diarak keliling kota dengan menaiki kereta. Uniknya, setiap warga yang ada disekitar daerah saat kereta tersebut melintas, juga dapat melempari mereka. Walau pada satu sisi tradisi ini dianggap hanya membuat kotor, tetapi ada makna dibalik tradisi ini. Dengan melalui tradisi ini, calon pengantin diharapkan dapat melewati hal berat secara bersama-sama. Prosesi ini awalnya dibawa oleh bangsa Celtic saat masuk ke Skotlandia.

Jerman

Polterabend, salah satu tradisi yang dilakukan sebelum pasangan pengantin melangsungkan pernikahan. Hal ini dilakukan dengan memecahkan piring dan gelas porcelain oleh para tamu dari calon mempelai di suatu tempat yang sudah ditentukan calon pengantin. Biasanya dilakukan satu hari sebelum acara pernikahan berlangsung. Pepatah lama Jerman yang berbunyi “pecahan membawa keberuntungan” menjadi landasan tradisi ini dilakukan.

Setelahnya, calon pengantin bekerja sama membereskan pecahan piring dan gelas tersebut. Kerja sama ini merupakan simbol agar saat menjalani rumah tangga, keduanya menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama. Piring dan gelas ini kadang dipersiapkan calon pengantin, tapi para tamu juga boleh membawa alat mereka sendiri. Bahkan di Jerman, ada banyak toko yang menyediakan peralatan untuk tradisi ini.

Tiongkok

Provinsi Sinchuan, Bagian Barat Daya Tiongkok memiliki tradisi pernikahan yang bisa dibilang aneh karena mengharuskan calon pengantin perempuan untuk menangis sebelum acara. Tradisi ini wajib dilakukan walaupun calon pengantin tidak sedih sekalipun. Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 1911 saat seorang putri kerajaan harus menikah dengan pria dari kerajaan lain dan membuat sang ibu menangis karna akan ditinggal oleh sang anak. Ritual ini dilakukan secara berbeda di tiap provinsi.

Ada di salah satu tempat dimana calon mempelai melakukan tradisi ini selama sebulan lamanya. Awalnya dilakukan oleh sang mempelai perempuan, beberapa hari kemudian sang ibu ikut melakukan tradisi ini, satu minggu kemudian giliran sang nenek yang ikut menangis bersama dengan sang anak dan cucu. Beberapa hari setelahnya, saudara dan kerabat wanita ikut bergabung juga untuk menjalankan tradisi menangis ini.

Singapura

3000 tahun lalu, etnis Tiongkok menjalankan tradisi pernikahan hantu. Tradisi ini dilakukan untuk memastikan seseorang yang sudah meninggal agar tidak kesepian di alam baka. Ide untuk melakukan tradisi ini berasal dari budaya membakar benda peninggalan kerabat, agar mereka yang sudah meninggal dapat membawa barang kesayangan mereka untuk menemani di alam baka.

Dulu pernikahan dilakukan untuk dua calon pengantin yang sudah meninggal, tetapi zaman sekarang justru menikahkan seorang yang masih hidup dengan seorang yang sudah meninggal. Hal ini dilakukan karna keluarga percaya, jika anak lelaki meninggal di usia muda dan belum menikah maka akan membawa dampak buruk bagi keluarga.

Spotlite tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul 09.30 WIB serta Sabtu dan Minggu pukul 11.30 WIB.