Waspada! Kasus Campak Di Indonesia Makin Meningkat 32 Kali Lipat
Sun, 22 Jan 2023Posted by AdminKasus aktif campak di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Diketahui pada tahun 2022, kasus campak di Indonesia meningkat 32 kali lipat, dibandingkan tahun 2021. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan data untuk pasien kasus campak di tahun 2021 ada 132 kasus, kemudian untuk Desember 2022 sebanyak 3.341 pasien.
Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Anggraini Alam, SpA(K) memberi peringatan kepada masyarakat Indonesia mengenai penularan virus campak, karena satu kasus campak bisa menularkan virus ke 18 orang.
Dengan begitu, angka reproduksi dari virus campak tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan COVID-19 Omicron, cacar air, hingga polio. Lebih lanjut, dr Anggraini mengungkapkan bahwa cakupan vaksinasi campak perlu mencapai 91 sampai 94 persen untuk mencapai herd immunity.
"Campak adalah infeksi yang berpotensi wabah karena penularannya adalah melalui udara dan sangat mudah menular, kejadian kasus di 2022 meningkat 32 kali lipat," pungkasnya.
Kemudian untuk gejala campak juga tidak boleh lengah, terdapat tiga fase infeksi yakni stadium prodromal yang terjadi selama tiga hingga lima hari awal terpapar. Bagi orang yang terpapar campak, maka dalam fase pertama akan muncul demam tinggi, konjungtivitis, dan batuk.
Lanjut untuk fase kedua yaitu pasien akan mengalami fase erupsi yaitu ruam secara menyeluruh. Dimulai dari belakang telinga, badan dan lengan atas, hingga tungkai bawah, umumnya terjadi selama tiga hari.
Terakhir seluruh gejala akan menghilang, hingga ruam berubah menjadi makula hiperpigmentasi atau skuama.
"Campak juga bisa memicu komplikasi, infeksi telinga, diare, pneumonia, bahkan komplikasi otak, meskipun terbilang jarang," ungkap dr Anggraini.