Anjas Pramono, Difabel Pembuat 5 Aplikasi
Thu, 22 Aug 2019Posted by AdminMempunyai kekurangan bukan menjadi alasan untuk berkarya dan berprestasi. Contohnya Anjas Pramono remaja yang membanggakan nama Indonesia, meski mempunyai kekurangan di tubuhnya, Anjas berhasil menciptakan aplikasi yang ramah untuk disabilitas, yang membanggakan lagi aplikasi buatannya tersebut akan dipresentasikan di Gedung Putih Amerika Serikat.
Anjas berasal dari Desa Besito, Gebong, Kudus, Jawa Tengah. Dia berkuliah di jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur. Ia pengidap Osteogenesis Imperfecta, yaitu sebuah kondisi kelainan bawaan berupa tulang yang rapuh dan mudah patah sehingga membuat Anjas kesulitan untuk berjalan.
Hidup menjadi seseorang yang memiliki kekurangan fisik bukan hal yang mudah, Anjas harus merasakan hal yang pahit dalam dunia pendidikan karena keadaan dirinya. Meski nilainya terbaik, bahkan matematikanya dapat nilai sempurna, ia hampir ditolak oleh sebuah sekolah menengah pertama yang menjadi pilihannya.
Di tengah keterbatasannya, Anjas Pramono mampu mengukir prestasi yang membanggakan. Dia bahkan banyak meraih penghargaan taraf nasional maupun internasional karena menciptakan lima aplikasi bermanfaat untuk smartphone.
Baca juga: Pegulat Muda Pengharum Nama Bangsa
Aplikasi yang ia buat bernama Difodeaf, sebuah kamus bahasa isyarat. Mereka setuju bahwa edukasi sejak kecil terhadap kaum disabilitas maupun pelajaran tentang inklusi masih sangat rendah di Indonesia. Hal itu yang menjadi alasannya menciptakan sebuah sarana edukasi yang dapat digunakan semua kalangan masyarakat.
Aplikasi kedua yang dibuat bernama Locable. Adalah kepanjangan dari Location for Difable. Aplikasi ini untuk menjawab kendala teman-teman difabel agar bagaimana bisa mengakses tempat yang ramah disabilitas. Terinspirasi dari pengalaman pribadinya saat mengunjungi tempat-tempat pariwisata yang menurutnya belum ramah disabilitas.
Aplikasi ketiga yaitu aplikasi jual beli disabilitas (jubilitas). Dia membuat aplikasi ini karena ingin memberikan ruang kepada difabel untuk berwirausaha. Mengingat kesempatan mereka mendapatkan pekerjaan seperti di kantor dan sebagainya sangat kecil. Kemudian, Anjas juga membuat aplikasi yang berkaitan dengan transportasi dan pencarian guru ngaji.
Dia sangat berharap aplikasi yang sudah digarapnya ini mampu mengedukasi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak, bagaimana supaya bisa lebih menghargai orang-orang yang terlahir dalam keadaan kurang beruntung.
Anjas dan teman- temannya kini sudah memiliki 9 Medali Internasional baik itu bronze, silver, dan emas. Dan sekitar 17 Sertifikat internasional dari berbagai negara seperti Singapura, Taiwan, India bahkan lembaga riset Uni Eropa.
Saksikan tayangan lengakpnya disini!
Hitam Putih tayang setiap hari Senin sampai Jumat pukul 18.00 WIB.