Antropolog Asal Jerman Teliti Kuntilanak, Ternyata Begini...
Thu, 02 Mar 2023Posted by AdminHantu di Indonesia yang paling identik dengan ketawa perempuan biasanya dipercaya dari suara kuntilanak. Misteri turun temurun kuntilanak selalu disebut di Indonesia sampai sekarang.
Antropolog Jerman, Timo Duile meneliti tentang kuntilanak di Indonesia. Hantu wanita dengan baju putih dan berambut panjang.
Penelitian ini dikemas dalam dalam Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020 dengan judul "Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia".
Menurut penelitiannya sosok kuntilanak tidak hanya akrab di telinga orang Indonesia. Takhayul ini juga dikenal di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, serta bagian selatan Filipina dan Thailand.
Namun sosok kuntilanak digambarkan berbeda-beda di setiap negara. Di Malaysia dan Singapura, kuntilanak dikenal dengan sebutan Pontianak, yakni perempuan dengan ciri-ciri seperti vampir yang tertarik dengan darah dan berbahaya bagi wanita melahirkan.
Masyarakat setempat juga meyakini bahwa kuntilanak akan mengancam nyawa manusia karena dia tidak dapat menemukan kedamaian. Konon kuntilanak biasanya tinggal di bawah pohon atau di hutan serta memakai pakaian putih.
Kaitan Kuntilanak dengan Kota Pontianak
Dengan menggunakan metode pendekatan objek seputar manusia dan roh, terutama dalam sudut pandang orang-orang di Pontianak, Kalimantan Barat, Timo mengungkapkan bahawa orang-orang Pontianak mengklaim kotanya didirikan dengan cara menggusur kuntilanak.
Nama Pontianak berasal dari bahasa Melayu po(ho)n ti(nggi), yang berarti 'pohon tinggi'. Hal ini menggambarkan kondisi kota Pontianak pada saat itu yang masih berupa rawa-rawa dan hutan lebat.
Kuntilanak Wujud Dimensi Traumatis
Timo kemudian menekankan bahwa persepsi mitos ini ada konsekuensinya. Sebab, kuntilanak telah mewujudkan dan mempertahankan dimensi traumatis pada masyarakat.
Makanya, ketika berhadapan dengan masyarakat modern dan narasi modern, Timo berpendapat bahwa faktor-faktor seperti agama dan animisme tidak boleh dianggap sebagai kebalikan dari modernitas atau ontologi modern/barat.
Dilansir dari Detikcom.