Bahaya Pencemaran Paracetamol Di Laut Jakarta
Sun, 03 Oct 2021Posted by AdminPencemaran paracetamol seperti yang terjadi di Teluk Angke dan Ancol, Jakarta Utara berbahaya bagi kehidupan ikan dan satwa liar di sekitarnya. Seperti dilansir situs Harvard, sejumlah penelitian menunjukkan bahan kimia seperti obat memiliki efek feminisasi pada ikan jantan dan dapat mengubah rasio betina-jantan.
"Ada cukup banyak bukti obat-obatan di dalam air yang mempengaruhi kehidupan air, terutama ikan," demikian isi laporan tersebut.
Sebuah studi juga melaporkan ikan di hulu dan hilir dari instalasi pengolahan air limbah lebih banyak ikan betina dan interseks hilir dari tanaman. Hal ini diperkirakan terjadi karena kadar estrogen yang lebih tinggi di air hilir. Penelitian lain telah menemukan obat antidepresan yang terkonsentrasi di jaringan otak ikan di hilir dari pabrik pengolahan air limbah laut.
Berbeda dengan dampak yang terjadi pada ikan, bahaya laut yang tercemar paracetamol terhadap manusia tidak diketahui secara pasti. Berdasarkan hasil sebuah studi pada 2007 dari satu pabrik air minum yang mengolah air laut, ditemukan metode pengobatan konvensional mengurangi konsentrasi beberapa obat penting dan membuat kandungan air jauh di bawah kategori yang bisa memiliki bahaya pada manusia.
Penelitian ini melibatkan sampel dari empat wilayah teluk di Jakarta dan satu dari wilayah teluk di Jawa Tengah. Hasil dari penelitian sampel tersebut menunjukkan wilayah perairan tersebut telah terkontaminasi, dan beberapa kandungannya adalah senyawa dari obat-obatan.
Data pada penelitian awal ini menunjukkan sejauh mana kualitas wilayah perairan tersebut dan hasilnya adalah kandungan yang ada di perairan tersebut melewati batasan paramater dari standar kualitas air laut di Indonesia. Kemudian yang menarik dari hasil penelitian tersebut adalah ditemukannya kandungan paracetamol yang tinggi pada dua wilayah di Jakarta, yaitu Angke dan Ancol.
Kandungan paracetamol yang terkandung di Angke bahkan mencapai 610 nanogram per liter. Sedangkan di Ancol kandungannya mencapai 420 nanogram per liter. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemprov DKI Jakarta akan menindaklanjuti hasil studi yang melaporkan bahwa air di Teluk Angke dan Ancol tercemar paracetamol dengan konsentrasi tinggi. "Kita terimakasih kepada para peneliti yang mau meneliti kualitas air laut, itu kan bagian dari pencemaran. Nanti kita dalami, kita telusuri di mana sumbernya dan akan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi pencemaran itu," kata Humas DLH, Yogi Ikhwan saat dihubungi, Jumat (1/10).
Yogi mengatakan penelitian untuk memantau kualitas air laut di Jakarta sering dilakukan. Namun, parameter paracetamol tidak pernah digunakan. "Pemantauan air laut 1 tahun kita lakukan 2 kali. Parameter sesuai dengan baku mutu dalam PP 22 tahun 2021, namun tidak ada parameter paracetamol," katanya.