Batik Tulis Tenun Gedog
Wed, 11 Sep 2019Posted by AdminKeindahan batik memang tak pernah bisa dipungkiri. Batik Gedog Tuban yang kaya motif, warna dan fungsi itu kini telah dikenal luas. Tidak hanya kaya sejarah, ternyata kain ini juga masih dipakai untuk transaksi jual-beli atau barter.
Bagi masyarakat Tuban, kain khas ini bukan cuma dijadikan pakaian adat saja tetapi kain ini juga sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka. Bisa dibilang orang Tuban dari hidup sampai meninggal dunia pasti menggunakan kain batik ini untuk prosesi adat. Ibarat kata orang Tuban lebih baik tidak punya uang dari pada tidak punya kain batik ini.
Kain batik Gedog ini diperkirakan sudah ada sejak kerajaan Majapahit, dahulu kain ini hanya dijadikan pakaian dilingkungan kerajaan. Seiring berjalannya waktu kain ini sekarang digunakan untuk keperluaan ritual dan seserahan nikahan.
Dalam pernikahan adat Tuban masa lalu, pihak keluarga pria wajib memberikan seratus lembar kain kepada pihak wanita, syarat itu diberlakukan agar masyarakatnya terlihat sejahtera tetapi kenyataannya masyarakatnya justru banyak yang berhutang untuk memenuhi syarat itu demi melangsungkan pernikahannya. Di zaman sekarang syarat memberikan seratus kain diringankan, menjadi minimal 10 kain.
Kain batik Gedog khas Tuban adalah kerajinan batik tertua yang ada di Indonesia dan sampai sekarang hanya ada satu daerah yaitu di kecamatan Kerek, kabupaten Tuban.
Disini ada sekitar 17 desa yang masih membuat kain batik gedog secara tradisional dan memiliki kemampuan membuat kain tradisional dengan cara yang berbeda-beda.
Baca juga: Destinasi Wisata Seribu Rumah Gadang
Proses pembuatannya dari menanam kapas, memintal benang, menenun, sampai membatik. Uniknya hanya desa Kedungrejo yang bisa melakukan seluruh proses pembuatan kain ini. Untuk membuat kain ini secara massal warga desa berkerja sama dengan desa lainnya dalam proses penyediaan bahan bakunya. Bahan yang digunakan juga cukup unik dan cuma ada di Tuban yaitu kapas coklat.
Alat yang digunakan dalam menenun bernama Gedog, dinamakan Gedog karena bunyinya yang doog-doog, oleh karena itu batik tenun ini dinamakan Batik Tenun Gedog.
Berbeda dengan daerah lainnya, di daerah ini membatik kain tidak dengan pola awal, setiap orang membatik sesuai pola yang diberikan oleh nenek moyang mereka. Motif ini tidak boleh keluar dari ajarannya, oleh karena itu keahlian membuat batik ini tidak bisa ditiru oleh orang lain.
Ingin tahu tayangan dan informasi lengkap lainnya? Lihat dalam program RAGAM INDONESIA tayang setiap Senin-Jumat pukul 07.00 WIB Hanya di TRANS7