Ditemukan Gunung Bawah Laut Di Pacitan Setinggi 2.300 Meter!
Wed, 15 Feb 2023Posted by AdminBadan Informasi Geospasial (BIG) mengumumkan telah menemukan gunung bawah laut di perairan Pacitan, Jawa Timur. Uniknya informasi mengenai gunung tersebut tidak ada di dalam database Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM.
BIG memberi informasi mengenai gunung bawah laut itu berada sekitar 200 kilometer barat daya Pacitan dengan tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer dengan kedalaman 3-4 kilometer dari permukaan air.
Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Oktory Prambada mengatakan gunung bawah laut yang ditemukan BIG di Pacitan itu tidak ada dalam database.
"Kami tampung dulu itu, karena di dalam database kami tidak ada. Karena itu benar-benar baru," ucap Oktory, dilansir dari Detikcom, Senin (13/2).
Karena belum ada catatan mengenai gunung tersebut, Oktory mengucap PVMBG belum bisa menentukan apakah gunung di bawah laut Pacitan itu aktif atau tidak.
"Karena tidak ada catatan, kami tidak bisa ngomong apakah gunung di Pacitan itu aktif atau tidak. Kami perlu lihat dulu barangnya untuk menentukan itu," ungkapnya.
Gunung bawah laut tersebut muncul karena efek dari tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Analisis ini diperoleh dari survei dan pemetaan yang dilakukan BIG. Kemudian, proses terjadinya memakan waktu lama.
Pakar Geologi ITS Prof Amin Widodo mengungkapkan proses terbentuknya gunung bawah laut baru itu. Dirinya membeberkan bahwa sepanjang 200 kilometer dari pantai di Jatim memang merupakan lokasi tumbukan lempeng. Lempeng Indo-Australia bertemu dengan lempeng Eurasia di Samudra Hindia.
"Lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia itu itu menyusup di bawah Eurasia yang ada di Pulau Jawa. Karena mendorong, maka ada bagian yang bisa naik lebih cepat dibandingkan yang lain," ungkap Amin, Senin (12/2).
Dorongan lempeng itu, kata Amin, kecepatannya bisa mencapai 6 cm per tahun. "Kemungkinan di Pacitan itu sifat batuannya berbeda, sehingga naiknya lebih cepet ketimbang (tumbukan) yang lain," tambahnya.