Heboh Anggur Muscat Konon Tercemar Pestisida! Apa Saja Dampaknya Bagi Tubuh?
Wed, 30 Oct 2024Posted by AdminOtoritas pangan Thailand baru-baru ini menemukan residu pestisida dalam anggur muscat, yang menarik perhatian publik. Hasilnya menjadi topik diskusi di media sosial. Kabar ini langsung menimbulkan kekhawatiran umum, terutama di kalangan komunitas yang telah memakannya. Banyak pihak berbicara tentang masalah ini karena kesadaran akan pentingnya keamanan pangan semakin meningkat.
Bahaya pestisida sistemik seperti triasulfuron dan tetraconazole yang dapat menyerap ke dalam jaringan buah adalah perhatian epidemiologi Dicky Budiman. Risiko terhadap kesehatan konsumen meningkat jika kandungan pestisida dalam anggur ini melebihi batas aman. Dicky mengatakan kepada detikcom pada Selasa (29/10/2024), "Paparan pestisida yang berlebihan tak hanya berdampak pada sistem pencernaan, tetapi juga dapat memicu gangguan pada sistem saraf dan, dalam jangka panjang, bahkan meningkatkan risiko kanker."
Ini menunjukkan bahwa pengawasan ketat terhadap produk makanan, terutama yang berasal dari impor, sangat penting. Kerja sama antara BPOM, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kesehatan perlu diperkuat untuk memastikan bahwa produk makanan aman untuk dikonsumsi dan didistribusikan di masyarakat. Dicky menyarankan agar pemerintah membuat peraturan dan pengawasan yang lebih proaktif untuk melindungi kesehatan publik.
Dicky menyatakan bahwa Kementerian Pertanian bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua produk impor memenuhi standar keamanan pangan sebelum beredar di Indonesia.
BPOM, misalnya, memiliki peran penting dalam pengawasan ketat terhadap residu kimia atau pestisida dalam produk pangan, termasuk anggur muscat.
Pemerintah dapat memperketat pemeriksaan dan pengambilan sampel acak dari produk impor seperti anggur muscat. Setiap sampel harus diuji secara menyeluruh di laboratorium untuk memastikan ambang batas aman residu pestisida. Jika ditemukan residu yang berlebihan, tindakan tegas harus diambil, seperti menghentikan penjualan produk.
Dicky menambahkan, "Pemerintah dapat menetapkan ambang batas paling tinggi residu pestisida pada produk pangan, merujuk pada standar internasional seperti dari WHO dan FAO." Menurut Dicky, langkah penting lainnya adalah meningkatkan transparansi pelabelan produk. Dengan label yang jelas yang menunjukkan sumber dan pengawasan produk, pelanggan dapat lebih selektif dalam memilih produk.
Sangat penting untuk memprioritaskan regulasi residu pestisida yang ketat, pemeriksaan rutin, dan pendidikan publik tentang bahaya bahan kimia dalam makanan. Dalam jangka panjang, masyarakat harus dijamin bahwa pemerintah akan terus berinovasi dalam kebijakan keamanan pangan.