Heboh Kasus Rabies, Ini Gejalanya Yang Bisa Bikin Penderitanya Meninggal
Tue, 20 Jun 2023Posted by AdminKasus rabies pada manusia belakangan menjadi viral di media sosial. Takut air atau hidrofobia adalah salah satu gejala rabies yang menyulitkan penyembuhan bagi penderitanya.
Dilansir dari Medical New Today, rabies merupakan infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang terinfeksi rabies. Terdapat dua jenis rabies, yaitu rabies ganas atau ensefalitis yang terjadi pada 80 persen kasus manusia. Jenis ini menyebabkan penderita rabies takut air (hidrofobia) dan hiperaktif. Sementara itu, jenis kedua, rabies paralitik, menghasilkan kelumpuhan sebagai gejala utama.
Hidrofobia terjadi karena infeksi tersebut menyebabkan kejang hebat di tenggorokan saat mencoba menelan. Bahkan, hanya berpikir untuk menelan air pun dapat memicu kejang. Inilah sebabnya mengapa penderita rabies terlihat takut terhadap air.
Rabies disebabkan oleh infeksi virus RNA dari keluarga rhabdovirus yang masuk ke tubuh melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, rakun, atau kelelawar. Virus dalam air liur masuk ke dalam luka terbuka atau melalui selaput lendir, seperti mata atau mulut. Virus tidak dapat menembus kulit yang tidak terluka.
Setelah itu, virus menyebar langsung ke sistem saraf perifer dan bergerak menuju otak. Virus ini juga dapat bereplikasi di jaringan otot yang tidak terjangkau oleh sistem kekebalan tubuh.
Selanjutnya, virus masuk ke dalam sistem saraf melalui sambungan neuromuskular. Begitu berada di sistem saraf, virus menyebabkan peradangan otak akut. Tanpa penanganan medis yang segera, penderita dapat jatuh ke dalam koma dan berisiko mengalami kematian.
Rabies paling umum terjadi di negara-negara dengan populasi anjing liar yang besar, dengan Asia dan Afrika menyumbang 95% dari kasus tersebut.
Gejala rabies terbagi menjadi beberapa tahap:
Tahap Inkubasi
Inkubasi adalah periode sebelum gejala muncul. Biasanya berlangsung antara 2-3 bulan, tetapi dapat bervariasi mulai dari 1 minggu hingga 1 tahun, tergantung pada lokasi virus masuk ke dalam tubuh dan jumlah partikel virus yang terlibat. Semakin dekat gigitan dengan otak, semakin cepat gejalanya muncul.
Jika seseorang terpapar virus, perlu segera mencari pertolongan medis tanpa menunggu gejala, karena rabies umumnya berakibat fatal ketika gejala sudah muncul.
Tahap Prodrome
Pada tahap ini, gejala awal yang mirip dengan flu muncul, termasuk:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Kecemasan
- Sakit tenggorokan dan batuk
- Mual dan muntah
- Rasa tidak nyaman di area gigitan
Tahap Neurologis Akut
Selama tahap ini, gejala neurologis yang muncul meliputi:
- Kebingungan dan agresi
- Kelumpuhan sebagian tubuh
- Kedutan otot yang tidak terkendali
- Kaku pada otot leher
- Kejang
- Kesulitan bernapas
- Produksi air liur yang berlebihan
- Mulut berbusa
- Hidrofobia (takut air)
- Halusinasi, mimpi buruk, dan insomnia
- Ereksi yang berlangsung terus-menerus pada pria
- Fotofobia (takut terhadap cahaya)
Koma dan Kematian
Seseorang dapat jatuh ke dalam koma dan sebagian besar pasien meninggal dalam waktu 3 hari. Bahkan dengan perawatan suportif selama koma, hampir tidak ada pasien yang selamat dari rabies.
Jika tergigit atau tercakar oleh hewan yang mungkin terinfeksi rabies, segera bersihkan gigitan dan cakaran selama 15 menit dengan air dan sabun, povidone iodine, atau deterjen. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah partikel virus.
Kemudian, segera cari bantuan medis untuk mendapatkan vaksin rabies sebelum gejala berkembang. Prosedur ini dikenal sebagai profilaksis pasca paparan.
Vaksin rabies mengandung virus rabies yang tidak aktif atau tidak berbahaya. Vaksin tersebut merangsang respons kekebalan untuk menghasilkan antibodi yang membantu melindungi tubuh dari infeksi rabies.
Jadi, mengapa rabies membuat seseorang takut terhadap air? Hal ini terjadi karena efek kejang yang timbul di tenggorokan saat menelan apapun, termasuk air.
Rabies adalah penyakit yang berbahaya, oleh karena itu, pasien harus segera mendapatkan vaksinasi setelah terkena gigitan hewan yang terinfeksi rabies.