Ini Alasan Kasus Baru Covid-19 RI Rekor Lagi!

Ini Alasan Kasus Baru Covid-19 RI Rekor Lagi!

Fri, 25 Sep 2020Posted by Admin

Berdasarkan data hari Kamis (24/9/2020), pemerintah melaporkan penambahan kasus baru Covid-19 yang Kembali menjadi rekor yaitu mencapai 4.634 kasus. Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan bahwa jumlah kasus tertingginya berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Sebenarnya, apa sih hal yang menjadi penyebab kenaikan kasus baru Covid-19 belakangan ini? Berikut adalah 3 hal yang disampaikan oleh Wiku.

Penyebab pertama adalah masih banyak masyarakat yang belum disiplin menjalankan protokol Kesehatan. Hal ini kemudian diperburuk dengan perilaku masyarakat yang tidak jaga jarak dan masih berkerumun, sehingga meningkatkan risiko penularan. Penyebab selanjutnya adalah kurangnya empati dari masyarakat. Walaupun masyarakat saat ini sudah melihat banyaknya korban yang berjatuhan setiap harinya karena menjadi korban Covid-19, masyarakat semakin lengah dan mengabaikan protokol Kesehatan.

Dikutip dari laman detik, penyebab ketiga kenaikan kasus baru Covid-19 adalah karena sebagian masyarakat masih takut untuk melakukan testing saat dirinya memiliki gejala. Hal ini terjadi akibat adanya stigma negatif di masyarakat dan ketakutan yang tinggi terkait biaya perawatan yang besar jika terbukti positif Covid-19.

"Di sini kami himbau masyarakat untuk tidak memandang negatif pada mereka yang positif Covid, karena penyakit ini bukan penyakit yang memalukan. Siapapun yang terkena Covid harus kita bantu dan kita sembuhkan. Dan tidak usah khawatir terkait biaya perawatan, karena seluruhnya ditanggung oleh pemerintah. Baik dengan BPJS atau tidak dengan BPJS," jelas Wiku.

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman juga menyebutkan bahwa lemahnya testing virus corona atau 3T di Indonesia yang menyebabkan angka penularan Covid-19 masih mengkhawatirkan. Satgas Covid-19 sendiri mengaku bahwa pelaksanaan 3T di Indonesia masih belum merata dan tak konsisten. Dicky menuturkan, strategi utama berupa pengetesan hingga pengobatan adalah pondasi utama keberhasilan sebuah negara dalam mengatasi pandemi. Strategi utama ini yang nantinya akan mendukung keberhasilan sebuah vaksinasi atau terapi.

"Jadi pondasi 3T ini yang harus diperkuat terlebih dahulu. Walaupun kita berbarengan upaya masyarakat mengutamakan 3M. Bila tidak akan mengarah pada makin banyak kasus," ujar Dicky.