Kemeriahan Lomba 17 Agustus. Ada Makna Dari Masa Penjajahan

Kemeriahan Lomba 17 Agustus. Ada Makna Dari Masa Penjajahan

Tue, 16 Aug 2022Posted by Admin

Tradisi lomba 17 Agustus tentu tidak terelakkan dari keseruan kreativitasnya dan kekompakkan. Di 17 Agustus 2022 kali ini mengusung tema ‘Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat'. Sama seperti tradisi turun temurun di seluruh Indonesia, seluruh kalangan merayakan dirgahayu Indonesia ke-77 dengan perlombaan. Tapi apa makna lomba-lomba 17 Agustus yang selalu kita ramaikan?

  • Lomba Makan Kerupuk

Kerupuk digantung tali kemudian peserta diminta untuk menghabiskan kerupuk tanpa dibantu tangan. Peserta yang menghabiskan kerupuknya lebih dulu akan menjadi pemenang. Perlombaan ini mengingatkan pada masa penjajahan ketika masyarakat Indonesia mengalami krisis pangan.

  • Panjat Pinang

Lomba yang biasanya hanya diikuti oleh para peserta laki-laki ini sudah ada pada zaman kolonial Belanda merayakan pesta pernikahan, acara ulang tahun para pejabat, dan perayaan penting lainnya.

 

Peserta harus harus menginjak bahu beberapa teman setimnya untuk mengambil hadiah yang digantung di atas tiang.

  • Balap Karung

Otentik menjadi perlombaan 17 Agustus, balap karung dimaknai sebagai kesederhanaan masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan. Bahkan untuk kalangan bawah, mereka menggunakan karung goni sebagai pakaian.

  • Tarik Tambang

Lomba yang sangat membutuhkan tenaga, strategi, dan kerja sama ini menunjukkan kekompakkan masyarakat Indonesia.

  • Egrang

Pada zaman kolonialisme, egrang dimaknai sebagai ejekan dari warga pribumi terhadap orang Belanda yang memiliki tubuh tinggi.