Kesenian Reog Tengger
Mon, 16 Sep 2019Posted by AdminBerlatar belakang pegunungan yang megah, pergelaran Eksotika Bromo memadukan keindahan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan unsur pertunjukan seni budaya terbaik dari Nusantara.
Kaldera pasir di kawasan Bromo ini seakan menjadi panggung yang megah bagi para seniman untuk unjuk gigi. Butiran debu dan pasir yang tertiup angin semakin mendramatisir gerakan tari pemeran seni.
Kesenian Reog Tengger menjadi kesenian yang paling menarik perhatian, di pergerlaran Eksotika Bromo ini. Reog Tengger yaitu kesenian yang mengacu pada Reog Ponorogo. Atribut dan alat kesenian yang digunakan pada Reog Tengger mirip dengan Reog Ponorogo. Misalnya dadap atau bulu merak, topeng gonongan, dan caplokan.
Alat musiknya pun serupa, yakni menggunakan gendang, gong, saron, kenong, angklung, selendro dan alat orkes.
Baca juga: Ritual Adat Yadnya Kasada Bromo
Ada beberapa versi cerita pertunjukan Reog Ponorogo, salah satunya yang pentas di kawasan Bromo ini. Menurut cerita masyarakat, dahulu di Kabupaten Ponorogo berdiri kerajaan Bantarangin yang dipimpin oleh seorang raja muda Prabu Klono Sewandono. Suatu khari sang prabu ingin melamar seorang putri dari Kediri, ditengah perjalanan rombongan sang Prabu yang dikawal prajurit berkuda Jathilan dan Patih Pujangga Anom dihadang oleh raja lain bernama Prabu Singo Barong. Singkat cerita pertempuaran kedua belah pihak pun terjadi dan dimenangkan oleh Prabu Klono Sewandono. Dari peristiwa ini alasan kenapa Reog Ponorogo dipertunjukan.
Perbedaan antara Reog Tengger dan Reog Ponorogo menyesuaikan dengan kondisi daerah, adat, dan kesukaan warga setempat. Selain itu, perbedaan juga terlihat di letak kekuatannya. Reog Ponorogo dari olah kanuragan, sedangkan Reog Tengger khusus untuk kalap/kesurupan. Reog Ponorogo harus dipelajari dan dilatih khusus, sedangkan Reog Tengger relatif bisa dilakukan oleh siapapun.
Sebelum pentas Reog Tengger, ada beberapa ritual yang harus dilakukan. Antara lain dengan menyiapkan ubo rampe dengan isi atau sesaji beragam. Ada gedang ayu, rokok kinangan komplet, jenang wonco dan hitam. Lalu, sego gulung. Kemudian, wedang kopi pahit dan air putih, kembang setaman, pituan, dan janur tujuh sisir.
Pada tahun 2019 ini penggelaran eksotika bromo memasuki tahun ke tiga. Tahun 2018 lalu, event ini masuk kedalam 100 Top Event Wonderful Indonesia yang dikeluarkan oleh kementerian pariwisata, dan kerennya hanya dengan waktu satu tahun pergelaran eksotika bromo dan yadya kasada naik drastisperingkatnya dan masuk kedalam 30 besar. Reog ini masuk dalam kategori atraksi berbasis budaya. Atraksi inilah salah satu yang menjadi daya pikat orang untuk datang ke destinasi ini.
Ingin tahu tayangan dan informasi lengkap lainnya? Lihat dalam program RAGAM INDONESIA tayang setiap Senin-Jumat pukul 07.00 WIB Hanya di TRANS7