Kisah Sopir Ambulans DKI Menguburkan Puluhan Jenazah COVID-19

Kisah Sopir Ambulans DKI Menguburkan Puluhan Jenazah COVID-19

Fri, 17 Apr 2020Posted by Admin

COVID-19 menciptakan sebuah stigma yang berakhir pada kecemasan masyarakat. Berbagai perubahan dirasakan, salah satunya dirasakan oleh Muhammad Nursyamsurya. Dalam Mata Najwa episode Setop Stigma Corona, 15 April 2020 lalu, ia menceritakan kisahnya sebagai sopir ambulans jenazah Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Pemprov DKI Jakarta.

Baca juga: Fakta Terbaru COVID-19 Di Tiongkok

Sebagai sopir ambulans jenazah, selama ini ia bertugas mengurus jenazah terlantar di DKI Jakarta. Mewabahnya COVID-19 membuatnya bertugas pula untuk membawa dan menguburkan jenazah COVID-19 sesuai SOP. Jenazah yang ia terima saat ini berasal dari seluruh rumah sakit di DKI Jakarta dengan catatan surat kematian karena penyakit menular. Pemakaman dilakukan di TPU Tegal Alur atau Pondok Rangon, sesuai dengan wilayah RS terdekat untuk mempercepat mobilisasi.

Ketika memakamkan jenazah, ia menggunakan APD lengkap. Penggunaan APD ini sebetulnya sudah dilakukan sejak dulu, namun adanya wabah ini lebih memperketat prosedur pemakaman. Ia pun merasa sedih adanya berita penolakan jenazah. Menurutnya, pada petugas pemakaman sudah memahami betul bagaimana prosedur pemakaman untuk penyakit menular. Bahkan, jika ada permintaan pemakanan di luar TPU rujukan pun, APD pasti akan dilengkapi.

Jumlah pekerjaan dan frekuensi penguburan kian bertambah. Ia dapat memakamkan puluhan jenazah setiap harinya dan bahkan pernah terpaksa menginap di kantor sampai lima hari. Kekhawatiran tentu ada, namun menurutnya ini adalah resiko pekerjaan.

Ia justru merasa sedih karena jenazah yang ia kuburkan setiap harinya, tidak ada yang diantar, didoakan dan langsung masuk ke liang lahat.

Kesedihan beliau berubah menjadi kekesalan ketika ia melihat masih banyak masyarakat yang beraktivitas seperti biasa. Jalanan di ibu kota masih saja macet di beberapa titik. Berulang kali ia menghimbau untuk tetaplah di rumah dan ikuti aturan pemerintah. Ia meminta masyarakat untuk memahami pekerjaannya. Dengan berdiam diri di rumah, maka pekerjaannya pun akan berkurang dan aktivitas normal dapat kembali dijalankan.

Memahami resiko pekerjaan yang ia jalani, Pak Syam pun tidak lelah menerapkan upaya pencegahan penularan virus. Setiap hari, ia hanya bekerja lalu langsung pulang ke rumah. Ia sudah tidak lagi beribadah berjamaah di masjid atau pun bertemu teman dan keluarga lainnya. Sesampainya di rumah pun ia langsung melepas atribut yang ia kenakan dan mencucinya. Motor dan tas pun langsung ia semprot disinfektan. Sebelum bertemu keluarga atau memegang apapun, terlebih dahulu ia mandi agar terbebas dari virus. Yang dapat ia lakukan saat ini ialah menjaga, jangan sampai ia menjadi penyebab. Lingkungan dan masyarakat lain pun harus menyadari hal ini.

Baca juga: Cara Cuci Pakaian Agar Bebas Virus , Mau Masuk Rumah? Lakukan Ini Biar Virus Hilang!

COVID-19 memang tidak dapat dilawan sendirian. Pak Syam pun tidak dapat sendirian. Bersama kita meminimalisir kegiatan di luar rumah dan jika terpaksa maka selalu kenakan masker. Jaga jarak dengan sekitar dan rajin mencuci tangandengan air dan sabun. Tetap jaga kesehatanJ