Kisah Tragis Dari Aplikasi Kencan Online
Mon, 28 Sep 2020Posted by AdminRutinitas harian yang padat terkadang membuat sulit seseorang dalam menemukan pasangan hidup. Dengan teknologi yang kian canggih, adanya situs atau aplikasi kencan online tentu sangat membantu. Tak sedikit kisah bahagia melalui aplikasi kencan online, namun tak sedikit pula kisah tragis yang berkaitan.
Baca juga: Tes Kepribadian Yuk!
Kejadian tragis tersebut tidak hanya terjadi di luar negeri saja, di Indonesia pun beberapa kali terjadi kasus mengerikan akibat aplikasi kencan online. Untuk menghindari hal seram ini terjadi pada diri kita, kita perlu meningkatkan kewaspadaan saat bertemu dengan orang baru. Misalnya, dengan memilih tempat terbuka untuk menjalankan kencan. Berikut adalah beberapa kisah tragis yang berkaitan dengan aplikasi kencan online yang dirangkum dari beberapa sumber.
Kasus Mutilasi Kalibata
September 2020 Indonesia digemparkan oleh kasus mutilasi yang terjadi di sebuah apartemen di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. Rinaldi Harley Wismanu meninggal setelah bertemu dengan seorang perempuan (LAS) yang ia baru kenal melalui aplikasi kencan online. Menurut keterangan dari Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, setelah bertukar pesan, keduanya memutuskan untuk bertemu di sebuah apartemen.
LAS tak sendirian dalam melakukan aksinya. Ia dibantu oleh kekasihnya, DAF. Kini, keduanya telah berhasil diringkus oleh polisi dan dijerat Pasal 340 KUHP jo Pasal 338 KUHP jo Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman mati. Setelah ditelusuri, LAS dan DAF melakukan aksi kejinya tersebut dengan tujuan untuk menguasai harta Rinaldi.
Kasus Backpacker Millane
Perempuan cantik yang lahir di Essex, Britania ini ditemukan tak bernyawa setelah berkencan dengan seorang laki-laki yang ia temui di aplikasi kencan online. Kejadian tragis ini terjadi Desember 2018 silam di Auckland, New Zealand. Pada saat itu, Grace Millane yang baru saja menyelesaikan studinya memutuskan untuk berlibur sebelum akhirnya meneruskan pendidikan.
Tersangka saat ini sudah berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman minimal 17 tahun penjara. Dalam interogasinya, tersangka kerap mengubah pernyataannya hingga menyulitkan polisi dalam menemukan motif pembunuhan tersebut. Namun, polisi akhirnya menyimpulkan bahwa tersangka menyukai hubungan seksual yang kasar dan Grace tidak sengaja tebunuh karena tercekik saat melakukan hal tersebut. Tubuh Grace yang sudah tidak bernyawa tersebut dimasukkan ke dalam koper dan dikubur.
Kasus Pembunuh Berantai
Pertengahan Juli 2018 lalu, polisi meringkus DD, seorang pria berumur 27 tahun yang berasal dari Connecticut atas tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan seorang perawat di Queens bernama Samantha Steward. Keduanya diketahui bertemu melalui aplikasi kencan online. Saat ditangkap, DD tengah Bersama dengan seorang perempuan lain yang tengah ia sandera dan lecehkan.
Setelah investigasi lebih lanjut, polisi mencurigai DD sebagai seorang pembunuh berantai yang mencari mangsa melalui aplikasi kencan dan transportasi online. Tak hanya akan didakwa di New York atas kasus Samantha, DD juga didakwa di California Utara dengan tuduhan percobaan pembunuhan dan pemerkosaan. Polisi juga menemukan adanya keterlibatan DD dalam kasus di Brooklyn, dimana seorang perempuan dilecehkan setelah bertemu di aplikasi kencan online. Tak hanya tiga kasus tersebut, DD pun mengakui bahwa ia melakukan 6 kasus serupa lainnya.