Memancing Sederhana Di Buton
Wed, 15 May 2019Posted by AdminIndonesia memiliki kekayaan alam yang beragam. Masyarakat Indonesia pun masih banyak yang menggantungkan kehidupannya dengan alam. Sebuah pesan mengenai alam dari masyarakat Desa Wasuemba, Buton, Sulawesi Tenggara yang terekam dalam Jejak Petualang episode 15 Mei 2019 adalah untuk dijaga karena alam akan memberikan yang terbaik bagi kehidupan.
Tim TRANS7 Jejak Petualang pun menelusuri kehidupan masyarakat Wasuemba yang masih tergantung dengan alam. Salah satunya dalam kebiasaan memancing untuk bahan makanan mereka sehari-hari. Pagi itu, Tim TRANS7 Jejak Petualang bersama dengan para ibu dari Desa Wasuemba menumbuk sayur yang terdiri dari daun sereh, bawang merah, ampas kelapa dan daun pepaya yang digunakan sebagai bahan untuk menangkap cacing laut.
Baca juga: Keunikan Banyuwangi
Cacing laut digunakan sebagai umpan dalam memancing. Umumnya umpan memanicing ini hidup di pantai dengan pasir berlumpur. Ampas kelapa adalah makanan kesukaan mereka, sehingga campuran ampas ini pun digunakan sebagai umpan. Bahan-bahan pendukung lainnya dipakai untuk memberikan aroma sehingga memancing mereka untuk keluar dari pasir. Jika dilihat, cacing laut memiliki bentuk lebih panjang dari cacing tanah dan memiliki banyak kaki halus disepanjang tepinya.
Cacing laut yang tertangkap kemudian dipotong-potong dan dijadikan umpan dalam memancing. Cara memancingnya pun sangat sederhana. Hanya menggunakan kail, senar pancing dan cacing sebagai umpan memancing. Ikan-ikan yang ditargetkan adalah ikan yang hidup di karang-karang. Kebetulan, tidak jauh dari bibir pantai terdapat barisan karang yang memisahkan antara perairan dangkal dan dalam.
Setelah memancing dengan para ibu, Tim TRANS7 Jejak Petualang kemudian ikut memancing bersama para bapak. Cara memancingnya masih sama sederhananya dengan para ibu namun berbeda.
Para bapak menggunakan teknik sparegun. Alat yang digunakan tentu saja sparegun dan kacamata renang. Kedua benda yang digunakan dalam memancing ini masih amat tradisional dan dibuat sendiri.
Baca juga: Kekayaan Toba Samosir
Kacamata yang digunakan untuk memancing berbahan dasar kayu. Jenis kayu yang digunakan umumnya adalah kayu paki yang memiliki tekstur lembut. Sehingga mudah untuk dibentuk dan dilubangi. Kacanya sendiri terbuat dari limbah rumah yang bening. Kacamata untuk memancing teknik sparegun berbeda dari kacamata renang lainnya. Jarak dan luas pandangnya lebih kecil untuk memfokuskan pandangan, sehingga saat melihat kita perlu banyak menoleh agar dapat terlihat seluruhnya.
Jika Sobat7 tertarik untuk memancing dengan teknik sparegun ada dua hal yang penting untuk diingat. Kepada Tim TRANS7 Jejak Petualang, masyarakat Desa Wasuemba menyampaikan agar bertanggung jawab terhadap alam ketika memancing. Jangan mengambil ikan terlalu banyak dan jangan merusak ekosistem laut seperti batu-batuan koral. Selain itu, secara umum bagi Sobat7 yang gemar memancing, kepada Tim TRANS7 Jejak Petualang mereka pun menyampaikan untuk selalu memancing dengan cara yang ramah lingkungan agar kelestarian laut tetap terjaga.
Ingin selalu melihat kekayaan alam dan budaya Indonesia? Jejak Petualang tayang setiap hari Selasa dan Rabu pukul 13.30. Ingin melihat episode yang lain? Tonton dalam Program Jejak Petualang atau melalui akun Youtube TRANS7.