Omicron BA.4 & BA.5 Terdeteksi, Menkes Perkirakan Puncak Kasus Pada Minggu Ke-2 Juli 2022

Omicron BA.4 & BA.5 Terdeteksi, Menkes Perkirakan Puncak Kasus Pada Minggu Ke-2 Juli 2022

Wed, 15 Jun 2022Posted by Admin

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak varian omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia bakal terjadi pada Juli 2022.

Dalam konferensi pers yang dikutip dari channel youtube sekretariat presiden, Menkes mengatakan berdasarkan pengamatan, puncaknya akan muncul sebulan setelah kasus pertama muncul.

"Gelombang BA.4 BA harusnya di minggu kedua atau ketiga Juli akan melihat puncak dari BA.4 dan BA.5 ini, jika memang masyarakat siap termasuk booster yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi.”

Dan ditambah booster daya tahan imunitas masyarakat bisa bertahan hingga 6 bulan lagi atau Februari Maret 2023.

"Jika kita bisa jaga, maka akan menjadi negara dalam 12 bulan tidak alami lonjakan kasus. Karena biasanya 6 bulan alami lonjakan kasus,"  paparnya.

Menkes juga mengatakan dari hasil pengamatan, puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 juga diperkirakan sekitar sepertiga dari puncak delta dan omicron, kasus hospitalisasi juga sepertiga kasus delta dan omicron dan kematian sepersepuluh dari kasus kematian delta dan omicron.

 

Sementara itu, terkait kasus positif BA.4 dan BA.5, katanya, saat ini sudah ada delapan kasus, tiga diantaranya adalah kasus impor kedatangan luar negeri dari mauritius, AS dan Brasil yang datang ke acara global platform for disaster Risk Reduction di Bali, sedangkan lima kasus adalah transmisi lokal.

4 terdeteksi di Jakarta dan 1 di Bali. transmisi lokal sudah terjadi di Jakarta. Terkait kenaikan kasus konfirmasi di DKI, Jabar, Bali dan Banten.

Meski situasi pandemi terkendali, pemerintah terus mengantisipasi lonjakan kasus. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan mengakselerasi vaksinasi booster dan meminta masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

Budi menambahkan, pihaknya juga akan kembali melakukan sero survei sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan dalam menghadapi pandemi.

“Diharapkan minggu ketiga Juli atau minggu keempat Juli sudah keluar hasilnya sehingga sebelum 17 Agustus, Hari Kemerdekaan, kita bisa mengambil kebijakan yang lebih tepat berbasis data mengenai bagaimana penanganan pandemi ke depannya,” pungkasnya.