Pedagang Tanah Abang Ramai-Ramai Menjerit, Pasar Sepi Dan Live Sosial Media Pun TIdak Ada Penonton!

Pedagang Tanah Abang Ramai-Ramai Menjerit, Pasar Sepi Dan Live Sosial Media Pun TIdak Ada Penonton!

Tue, 12 Sep 2023Posted by Admin

Curhatan seorang pedagang di Pasar Tanah Abang telah menjadi viral di media sosial. Dia mengeluhkan sepi pelanggan yang datang ke toko fisiknya, yang mendorong pemilik toko untuk mencoba berjualan secara langsung melalui siaran langsung di media sosial. Namun, hasilnya tetap tidak ada yang menonton atau membeli barang yang ditawarkan.

Curahan hati pedagang di Tanah Abang ini pertama kali muncul dalam unggahan akun TikTok @boutiq_jakarta. Dalam video pendek ini, pedagang tersebut mengungkapkan frustrasinya terkait sepinya pelanggan di toko fisik mereka.

Mereka juga mencoba berjualan dengan cara melakukan siaran langsung di media sosial sebagai upaya untuk tetap beroperasi. Namun, upaya ini juga tidak berhasil karena tidak ada yang menonton atau membeli barang yang mereka tawarkan.

Para pedagang merasa bersyukur ketika satu barang berhasil terjual melalui siaran langsung mereka, namun pendapatan ini tetap sangat minim dibandingkan dengan keberhasilan yang diharapkan.

Para porter atau kuli angkut di Tanah Abang juga mengeluh karena kurangnya pelanggan, yang mengakibatkan penghasilan mereka 

menurun drastis. Mereka merasa kesulitan untuk mencari penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Pasar Tanah Abang, yang biasanya dikenal sebagai tempat yang ramai pengunjung, sekarang sepi karena banyak toko yang tutup akibat sepi pelanggan. Para pedagang merasa bahwa perubahan perilaku konsumen yang beralih ke belanja online telah memberikan dampak serius pada bisnis mereka.

Mereka juga menyoroti kebijakan distributor dan bahkan pabrik produsen yang ikut menjual langsung kepada pelanggan, mengabaikan perantara seperti pedagang resmi. Hal ini membuat persaingan semakin ketat.

Para pedagang dan pemilik usaha kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Abang dan tempat-tempat serupa merasa khawatir akan masa depan mereka. Mereka meminta pemerintah untuk turut campur tangan dan membantu menyelamatkan UMKM, yang telah menjadi tulang punggung ekonomi nasional.