Pelajar Surabaya Kreasikan Limbah Plastik Menjadi Rajutan
Tue, 01 Sep 2020Posted by AdminSobat7 tau gak sih, World Economic Forum menyebut Indonesia sebagai produsen sampah plastik kedua terbesar setelah Cina. Info ini juga didukung dari produksi sampah plastik di Indonesia yang dalam satu tahun bisa mencapai 175.000 ton atau 63,9 juta ton.
Hal tersebut mendorong motivasi pelajar kelas VIII SMPN 6 Surabaya, Calista Putri Mardiana yang menyulap sampah-sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat. Dia pun menjadikan sampah plastic itu menjadi beragam macam produk yang diberi nama Justik (Rajutan Plastik). Calista menjelaskan tas kresek membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengurai. Jika tidak didaur ulang dengan baik, bisa berakibat pencemaran lingkungan.
Proses pembuatannya pun tergolong mudah, bahan utama yang dibutuhkan yakni sampah kresek yang sudah dipotong menyerupai tali rafia. Sampah kresek tersebut Calista dapatkan dari tetangga dan juga teman-temannya agar mengurangi tumpukan sampah-sampah.
Meski hobi merajut, remaja perempuan 13 tahun ini sering mengalami kesulitan saat membuat produk. Karena, tidak semua plastik kresek memiliki ketebalan yang sama.
"Kalau terlalu tipis kadang tiba-tiba putus. Kalau ketebalan juga susah dirajutnya. Jadi ya harus ekstra sabar," ucapnya.
Untuk membuat gantungan kunci membutuhkan waktu sekitar 60 menit ujar Calista. Pembuatan kerajinan yang membutuhkan waktu lama yaitu cover tempat tisu, di mana memakan waktu tiga hari.
Sekarang sudah ada sekitar 348 buah sampah kresek yang berhasil diolah menjadi 110 produk Justik. Produk buatannya ini juga dipasarkan dengan banderol mulai dari Rp 5.000 - Rp 75.000 saja.
Nah Sobat7, dari hasil sampah plastik saja Calista bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Di samping mengurangi tumpukan sampah di Indonesia, Calista jadi punya tabungan sendiri dari hasil kreatifitasnya loh!