Rasa Bosan Jadi Alasan Warga 'Nekat' Wisata Saat Pandemi
Wed, 06 Jan 2021Posted by AdminTahun sudah berganti, namun pandemi virus Corona masih menghantui. Meski vaksin sudah ada, namun izin edarnya masih menunggu keputusan pemerintah terkait keamanan penggunaannya.
Pandemi Covid-19 tentu saja membuat turis gigit jari sepanjang tahun lalu. Kekhawatiran tertular, pembatasan perjalanan, dan rumitnya surat izin masuk wilayah menambah daftar panjang terkendalanya urusan pelesir.
Namun di tahun yang baru ini, tak sedikit turis yang optimis mulai bisa berwisata kembali. Rasa bosan di rumah menjadi alasan utama mereka akan pergi melancong.
Mengingat tingginya keinginan turis domestik untuk liburan ke luar kota, hendaknya pemerintah dan pengelola tempat wisata bersiap untuk menyajikan arena pelesir yang membuat pengunjung merasa aman dan nyaman saat mengunjunginya.
Aturan keluar kota perlu terus disosialisasikan dengan sejelas-jelasnya, sehingga tak ada turis yang melanggar - salah satunya rentetan kasus pemalsuan surat hasil tes virus Corona, karena alasan bingung atau malas mencari tahu.
Penertiban protokol kesehatan juga patut menjadi perhatian, karena semakin banyak kasus penularan virus Covid-19 dari klaster liburan. Datang sehat, pulang sakit, atau datang ketika sakit dan menularkan sakit ke turis lain.
Mencontoh negara tetangga Singapura, saat ini pemerintahnya sedang menguji coba sistem pelacakan pengunjung asing demi mencegah penularan virus Corona kepada penduduknya.
Ketika tiba di Bandara Internasional Changi, pendatang langsung diminta melakukan swab PCR dan diberi token pelacak.
Token ini berfungsi untuk mendeteksi perjalanan para pendatang asing di Negara Singa, agar jika ada yang terpapar bisa langsung dihubungi oleh pemerintah Singapura.
Token ini juga digunakan penduduk yang mengunduhnya di ponsel.
Setiap masuk atau mendatangi sebuah tempat, baik turis ataupun penduduk tetap harus memindai barcode di pintu masuk sebagai syarat kunjungan agar mudah dilacak.
Hingga saat ini Indonesia masih menutup pintu untuk kedatangan orang dari luar negeri, menyusul adanya mutasi baru virus Corona dari Inggris. Aturan tersebut diberlakukan hingga 14 Januari 2021.
Dalam acara Jumpa Pers Akhir Tahun Kemenparekraf, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan ada banyak potensi yang bisa dikembangkan kalau Indonesia sudah membuka lagi gerbang pariwisatanya.
Selain wisata olahraga dan medis, Angela juga menyebut kegiatan bekerja dari destinasi wisata atau work from destination bakal menjadi tren.
"Saat ini ada fenomena baru yakni work from destination, yang merupakan perpanjangan dari work from home (bekerja dari rumah). Dalam perbincangan dengan Asian Development Bank mereka menyebutkan kalau sekitar 80 persen staf mereka yang ekspatriat kini bekerja di Bali," kata Angela.
"Ini sebuah peluang bagi industri pariwisata untuk menyiapkan konsep work from destination, bagaimana bekerja dari destinasi wisata bisa dilakukan dengan aman dan nyaman," pungkasnya.