Sakit Hati Ponsel Disita, Santri Di Samarinda Nekat Habisi Nyawa Ustad
Sun, 27 Feb 2022Posted by AdminDua orang santri di Kota Samarinda, Kalimantan Timur tega menghabisi nyawa ustadnya karena dipicu sakit hati. Keduanya tak terima HP miliknya disita korban yang merupakan gurunya di pondok pesantren. Kedua pelaku diketahui berinisial HR dan AB, masing-masing masih remaja usia 15 tahun, sementara korban inisial EHP usia 43 tahun dinyatakan meninggal dunia.
Dari hasil visum ditemukan sejumlah luka pada beberapa bagian tubuh korban.
"Luka robek besar di bagian kepala, dahi kanan dan punggung belakang. Diduga akibat pukulan kepada korban diperkirakan menggunakan kayu. Setelah dilakukan visum, jenazah diserahkan ke keluarganya," ungkap Kasubnit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda Aiptu Harry Cahyadi.
Korban pertama kali ditemukan oleh rekannya yang juga merupakan guru ngaji dengan kondisi kritis di samping gedung pondok pesantren yang terletak di Kelurahan Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda Utara.
Korban yang mengalami luka sobek di bagian kepala itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS). Namun nahas, nyawanya tak tertolong akibat mengalami pendarahan cukup hebat.
Pengeroyokan dilakukan kedua pelaku pada Rabu dini hari, sekitar pukul 05.30 Wita. Saat itu korban baru selesai menunaikan salat subuh. Kedua pelaku mendatangi korban di mana tujuan awal agar handphone mereka yang disita saat jam pelajaran sehari sebelum kejadian dikembalikan.
Akan tetapi korban saat itu tak ingin mengembalikan ponsel itu. Ia khawatir, kedua santri ini akan mengulangi perbuatannya. Kesal, akhirnya keduanya nekat mengayunkan balok ke kepala ustaz pembimbingnya itu.Setelah mengeroyok korban hingga tak berdaya, kedua santri tersebut langsung melarikan diri.
Dan saat ini kedua pelaku telah di amankan beserta barang bukti yang terdapat untuk diselidiki lebih dalam.