Sempat Viral! CDC Salah Posting, Sebut Covid-19 Menular Melalui Airborne
Tue, 22 Sep 2020Posted by AdminPada Jumat (18/9/20), Pusat pencegahan dan pengendalian penyakit Amerika Serikat atau CDC menghapus kembali update pembaruan tentang cara penularan virus Corona SARS-CoV-2 yang diunggah. Dalam pembaruan yang telah dihapus tersebut, disebutkan bahwa penularan lewat partikel yang terhirup dari udara (airborne) dianggap sebagai jalur utama persebaran virus.
Di laman CDC juga tertulis 'ada bukti yang berkembang bahwa droplet dan partikel Covid-19 dapat tetap berada di udara dan terhirup oleh orang lain dalam jarak kurang dari 2 meter'. Namun ternyata panduan tersebut diralat karena disebut salah unggah.
"Versi draft dari usulan perubahan tentang rekomendasi tersebut terunggah secara tidak sengaja ke website resmi. CDC saat ini memperbaharui rekomendasinya terkait penularan SARS-CoV-2 (virus yang menyebabkan Covid-19) secara airborne," tulis CDC dalam situsnya.
Jalur penularan COVID-19 melalui aerosol atau airborne memang sempat jadi perbincangan hangat beberapa waktu terakhir.
Organisasi kesehatan dunia WHO pun secara resmi telah mengakui virus Corona dapat bertahan di udara dalam kondisi tertentu, yakni ruangan tertutup dan dipadati banyak orang.
Baca juga: WHO Akhirnya Mengakui, Corona Bisa Menular Lewat Udara
Terkait penghapusan update pembaruan dari CDC Amerika Serikat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum mengubah kebijakannya tentang penularan aerosol dari virus Corona. Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Mike Ryan, menegaskan belum ada bukti baru mengenai risiko penularan COVID-19 lewat udara. WHO hingga kini masih meyakini bahwa Covid-19 menyebar melalui droplet. Namun di ruang tertutup dan padat dengan ventilasi yang tidak memadai, penularan secara aerosol sangat mungkin terjadi.
"Kami yakin belum melihat bukti baru (penularan Covid-19 lewat udara) dan posisi kami dalam hal ini tetap sama," ungkap Ryan dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Selasa (22/9/2020).