Tara Basro Dituding Anti Vaksin Covid-19. Sepenting Apa Sih Vaksin?
Wed, 02 Sep 2020Posted by AdminTara Basro menjadi topik hangat perbincangan netizen di media sosial. Hal ini berawal dari Tara yang membagikan ulang pendapat teori konspirasi vaksin dari pengguna Twitter bernama @AliBeckZeck, pada Instastories-nya. Instastories Tara Basro berisi komentar Ali soal bagaimana perusahaan farmasi sengaja memanfaatkan ketakutan masyarakat terhadap virus. Disebutkan bahwa vaksin dipakai untuk 'merekayasa' kembali masyarakat dengan suntikan berisi senyawa kimia berbahaya.
Berikut adalah isi postingan yang diunggah ulang oleh Tara Basro:
"Teman-teman kita punya masalah serius, dan itu bukan COVID, melainkan sistem vaksin dan perusahaan farmasi besar yang jahat dan serakah, yang menggunakan ketakutan akan virus untuk merekayasa ulang masyarakat, di mana setiap orang akan disuntik dengan bahan kimia neurotoksik berbahaya yang seiring waktu akan mengikis kesehatan mereka," tulisnya.
Tara Basro sendiri sebetulnya tidak berkomentar mengenai postingannya tersebut. Namun netizen langsung mengindikasikan bahwa Tara Basro adalah antivaksin. Screenshot dari postingan tara ini pun telah beredar dan viral di berbagai media sosial. Tara lalu membuat klarifikasi bahwa dirinya hanya ingin mempertanyakan efektivitas dan keamanan vaksin. Salah satunya berkaitan dengan kabar vaksin corona yang kini sedang disiapkan.
Sebenarnya, sepenting apa sih penggunaan vaksin?
Prof Karol Sikora, ahli onkologi yang mendalami imunologi, pada video YouTube yang berjudul 'Why We Might Not Need A Vaccine for COVID-19 | This Morning', menjelaskan bahwa ada kemungkinan virus menghilang secara alami sebelum vaksin dikembangkan. Ia menganggap manusia mempunyai lebih banyak imunitas dari yang diestimasikan.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan wabah virus Corona bisa terus kembali dan muncul di semua negara. Oleh sebab itu, vaksin menjadi hal yang penting dan dibutuhkan.
"Keterhubungan kita secara global dapat diartikan bahwa risiko pengenalan ulang dan kemunculan kembali COVID-19 akan terus berlanjut. Pada akhirnya, pengembangan dan pengiriman vaksin yang aman serta efektif diperlukan untuk sepenuhnya menghentikan transmisi," jelas Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.