Tragedi Pembantaian Di Kota Tua

Tragedi Pembantaian Di Kota Tua

Thu, 14 May 2020Posted by Admin

Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki rekam jejak yang panjang. Dari peristiwa yang memilukan hingga yang memakan banyak korban. Salah satu lokasi bersejarah di Jakarta adalah Kota Tua. Kota Tua merupakan kota yang dahulu dirancang dengan gaya Eropa, lengkap dengan benteng, dinding kota dan kanal-kanal. Kawasan yang dahulu disebut Batavia ini rampung dibangun pada tahun 1650 yang tadinya merupakan balai kota yang merupakan kantor pusat VOC di Hindia Timur. Dibalik indahnya pemandangan bangunan bersejarah ini, ternyata Kawasan Kota Tua menjadi saksi bisu pembantaian etnis Tionghoa oleh VOC di tahun 1740.

Berdasarkan sejarahnya, Batavia menjadi pusat pemerintahan VOC membuat 80.000 etnis Tionghoa mencari peruntungan di Batavia pada tahun 1719. Namun pada tahun 1740, perekonomian dunia melesu sehingga membuat Gubernur Jenderal Belanda di Batavia mendapat tekanan besar dari VOC pusat di Belanda. Tujuannya tak lain untuk memaksimalkan jumlah pendapatan ke kas VOC. Di sisi lain, imigran Tionghoa berhasil berhubungan baik dengan warga pribumi dalam bidang perdagangan di Batavia. Hal ini menjadi ancaman yang sangat serius bagi pihak Belanda.

 

VOC kemudian membuat kebijakan kerja paksa bagi warga pribumi, sedangkan warga keturunan yang ingin tinggal berdagang di Kawasan Batavia diperas dengan diberlakukannya program izin tinggal sementara. Aturan ini ternyata sangat memberatkan bagi etnis Tionghoa. Banyak dari mereka yang tadinya berkecukupan mengalami kebangkrutan. Tak hanya itu, etnis Tionghoa yang nekat menjadi imigran gelap di Batavia ditangkap dan dimasukan ke penjara bahkan beberapa dideportasi ke negara asal ataupun ke Srilanka.

Namun ada beberapa rumor yang menyatakan bahwa orang-orang yang dibawa ke Srilanka justru ditenggelamkan ke laut oleh pihak Belanda sebelum sampai ke lokasi tujuan. Merasa terancam dan terdesak, komunitas Tionghoa di Batavia pun melakukan pemberontakan terhadap Belanda sejak September 1740. Namun karena kurang persenjataan, 9 Oktober 1740 para serdadu VOC melakukan serangan balik dengan melakukan pembakaran pada perumahan etnis Tionghoa. Pembakaran ini membunuh kelompok etnis Tionghoa dengan membabi buta.