Tuai Kontroversi, Arab Saudi Bangun Gedung Mirip Ka'bah 'The Mukaab'

Tuai Kontroversi, Arab Saudi Bangun Gedung Mirip Ka'bah 'The Mukaab'

Fri, 24 Feb 2023Posted by Admin

Negara Arab Saudi memiliki rencana untuk membangun gedung raksasa dengan bentuk kubus di tengah pusat ibu kota Riyadh. Namun, rencana pembuatan pembangunan gedung raksasa itu menuai kritikan karena memiliki bentuk yang menyerupai Ka'bah yang ada di Masjidil Haram, Mekah.

Diketahui rencana pembangunan gedung raksasa ini diinisiasi oleh  Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), Kamis (16/2) dengan mengumumkan diri akan memimpin Perusahaan Pengembangan Murabba Baru, dilansir dari Middle East Eye, Senin (20/2).

Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk mengembangkan 'pusat kota modern terbesar di dunia di Riyadh'.

Lebih lanjut dengan adanya proyek gedung baru ini akan mencakup pembangunan sebuah museum, sebuah universitas teknologi dan desain, sebuah teater yang lengkap, dan lebih dari 80 tempat hiburan, seperti yang diungkapkan oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi.

Kemudian nantinya akan ada bangunan bernama 'The Mukaab' yang berarti kubus, yang merupakan sebuah struktur raksasa berukuran panjang 400 meter, lebar 400 meter dan tinggi 400 meter di tengah-tengah Murabba. Bentuk struktur itu akan terdiri dari struktur lainnya yang berbentuk segitiga dan saling tumpang tindih di dalamnya.

Dengan menyesuaikan dengan teknologi yang semakin canggih, The Mukaab juga akan dilengkapi 'teknologi digital dan virtual dengan holografik terbaru'.

Dengan bentuk The Mukaab yang dibilang mirip dengan  bangunan suci paling penting di Saudi, yaitu Kakbah, maka menuai kontroversi publik. Malah ada yang menyebutkan bahwa The Mukaab sebagai 'Kakbah baru'.

"Membangun Kakbah baru yang secara eksklusif didedikasikan untuk kapitalisme adalah sedikit berlebihan," ucap seorang reporter Intercept bernama Murtaza Hussain dalam komentarnya.

"Tampaknya (Putra Mahkota) sedang membangun Kakbah-nya. Apakah dia akan menegakkannya sebagai kiblat baru bagi para jemaah?" ungkap orang lain yang merupakan akademisi Saudi bernama Asad Abu Khalil.