Vaksin Moderna Lebih Nendang

Vaksin Moderna Lebih Nendang

Sun, 22 Aug 2021Posted by Admin

Negara-negara di penjuru dunia sudah beralih dari vaksin semacam Sinovac, ke vaksin sudah menggunakan teknologi mRNA seperti Pfizer dan Moderna. Vaksin mRNA mengusung teknologi mutakhir yang mampu mengajari tubuh membuat protein yang akan memicu respons imun, tanpa menggunakan virus hidup.

Pada tanggal 20 Agustus 2021, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengumumkan bahwa vaksin Moderna mulai diberikan kepada warga di Ibu Kota. Dia berharap semua warga di Ibu Kota dapat tervaksin lebih cepat, termasuk pada kelompok yang memiliki masalah imun.

"Hari ini kita memulai dengan memberikan vaksin Moderna bagi pribadi yang memiliki gangguan imunitas atau immunocompromised. Di dalam kelompok tersebut, ada autoimun, tapi bukan hanya itu, orang yang mendapat pengobatan berkepanjangan berdampak pada turunnya imunitas," kata Anies dalam keterangan tertulis, Jumat (20/8/2021).

Awalnya, vaksin Moderna diberikan hanya sebagai booster atau dosis ketiga pada tenaga kesehatan (nakes). Namun saat ini, vaksin asal Amerika Serikat tersebut mulai diberikan untuk umum. Viral seorang tenaga kesehatan (nakes) menceritakan pengalamannya mendapat booster vaksin mRNA ini di TikTok.

Efek sampingnya disebut lebih 'nendang' ketimbang vaksin COVID-19 yang lain. Unggahan Fita soal efek vaksin Moderna ini menuai reaksi beragam dari netizen Tanah Air. Mulai dari celoteh takut divaksin, hingga dukungan untuk cepat-cepat divaksin.

Seorang nakes asal Surabaya, Fita, menceritakan efek samping yang ia alami pasca mendapatkan vaksin Moderna. Ia menerima suntikan booster pada 6 Agustus 2021. Sebelumnya, ia sudah menerima suntikan Sinovac dosis 1 pada 29 Januari 2021 dan dosis 2 pada 12 Februari 2021.

Ia menjabarkan, 30 menit pertama setelah disuntik Moderna, badannya sempat lemas. Lalu 3 jam kemudian, ia mengalami kaki kram disertai badan menggigil. 8 jam setelahnya, pusing seperti vertigo disertai rasa mual. 10 jam kemudian, tangan bekas injeksi terasa kaku dan ngilu. Sela 2 hari setelahnya, Fita sudah merasa sehat dan bisa kembali beraktivitas.

"Kalau Sinovac, aku efeknya hanya pusing ringan level 1-2 (dari 10). Sumer badan mungkin 36,5 dan jarum di bekas vaksin hanya rendah tingkatan sakitnya. Beda banget sama Moderna," ujar Fita pada detikcom, Sabtu (14/8/2021) malam.

Menanggapi komentar tersebut, Fita mengingatkan bahwa vaksinasi COVID-19 berperan penting sebagai proteksi untuk diri sendiri dan sekitar. Ia tak lupa memberi pesan bahwa sebelum vaksin sebaiknya makan terlebih dahulu dan minum obat (jika memang sedang dalam pengobatan), setelah itu istirahat yang cukup.

“Tinggalkan pikiran yang jelek-jelek tentang efeknya. Ayo kita vaksin, karena dengan vaksin kita bisa menjaga keluarga kita yang di rumah dan meminimalkan tingkat penularan COVID-19 yang sudah lama di indonesia ini," ujar Fita.

Efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Moderna juga sempat disinggung oleh juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi.

"Sifatnya ringan dan dalam 1-3 hari sembuh. Seperti demam, nyeri kepala. Terbanyak pegal dan sakit di tempat penyuntikan," ujarnya pada detikcom, Jumat (13/8/2021).

Meski demikian, para pakar menyarankan untuk tidak pilih-pilih vaksin. Dalam kondisi saat ini, vaksin terbaik adalah yang tersedia dan paling mudah diakses. Apakah kalian sudah di vaksin? Yuk bahu-membahu putus rantai penularan Covid-19 dengan mengikuti program vaksinasi pemerintah, dan tentunya tetap mematuhi protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi).​​​​​​