Wow! Wasit Utama Final Olimpiade Tokyo 2020 Ternyata Dari Jogja
Thu, 05 Aug 2021Posted by AdminLagi-lagi dari Indonesia! Bapak berumur 53 tahun bernama Wahyana berasal dari daerah Gunungkidul, DIY ambil bagian di cabor bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020. Bukan sebagai atlet, tapi wasit.
Wahyana yang memimpin final pamungkas tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020, itu ternyata seorang guru mata pelajaran olahraga di SMP 4 Patuk, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
Ia mengakui perjalanannya dalam pencapaian saat ini menjadi seorang wasit tingkat dunia sangatlah panjang. Mulanya, dia menekuni olahraga Voli, bahkan sempat menjadi anggota tim voli DIY.
Namun, karena cedera pergelangan kaki yang serius membuat Wahyana akhirnya memilih berhenti dari dunia Voli. Selanjutnya, Wahyana memilih menekuni olahraga Badminton, bukan sebagai atlet melainkan sebagai wasit.
Mulai 1998 sampai tahun 2000, Wahyana menjadi hakim garis dalam setiap pertandingan Badminton. Tak hanya itu, dia mengikuti ujian kompetensi di tingkat DIY dengan hasil terbaik.
"Kemudian dikembangkan lagi di tingkat nasional dan Asia. Nah, di tingkat nasional A saya mendapatkan capaian terbaik," katanya.
"Selanjutnya saya dikirim mengikuti Asia Accreditation di Kuala Lumpur pada tahun 2006. Terus lanjut lagi Asia Certification di Johor," lanjut Wahyana.
Pria yang juga Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum ini melanjutkan, hal tersebut membuat kemampuannya dalam memimpin pertandingan badminton terus berkembang. Bahkan, sampai akhirnya dia menjadi wasit yang diperhitungkan di kancah internasional.
"Dari situ saya kembali mengikuti BWF Accreditation dan mendapatkan sertifikasi atau lisensi tertinggi pada tahun 2016," katanya.
Debutnya di dunia perwasitan Badminton pun semakin diperhitungkan oleh kancah internasional. Pasalnya jam terbang dalam mengikuti pertandingan juga semakin tinggi, hingga akhirnya dia didapuk menjadi umpire laga final Badminton tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020.
"Dari 36 wasit yang ada, ada 11 orang dari Asia dan saya merupakan satu-satunya dari Indonesia yang dipercaya untuk memimpin jalannya pertandingan tim tunggal putri dalam memperebutkan medali emas," ucapnya.
Sebenarnya tidak hanya kali ini saja Wahyana menjadi wasit dalam final kejuaraan, mengingat dia pernah memimpin pertandingan Badminton di SEA Games, Asean Games, Kejuaraan Dunia, Paralimpic, Piala Sudirman, Piala Thomas, World Tour Finals dan lainnya.
Bahkan, pria kelahiran September 1967 ini mengatakan, bahwa selama ini dirinya sudah tur ke 77 negara di Dunia untuk memimpin pertandingan. Namun, menjadi wasit Badminton di Olimpiade menjadi kebanggaan tersendiri baginya.
"Tentu ada sebuah kebanggaan tersendiri, sebab dalam final itu hanya dicari wasit terbaik dari seluruh yang ada, alhamdulillah," kata Wahyana.
Terlepas dari hal tersebut, sebagai pengurus PBSI di Jakarta dia juga memiliki program mencetak wasit muda dari seluruh penjuru Indonesia. Menurut Wahyana, program itu perlahan mulai berjalan mengingat minat untuk menjadi wasit muda sudah mulai banyak.
"Banyak sebenarnya yang minat tapi bahasa menjadi kendalanya. Saat ini kami merekrut yang memiliki basic bahasa Inggris dulu," katanya.
"Karena kan harus ada regenerasinya. Dan untuk pengalaman selama ini cukup menyenangkan sekali pastinya," kata Wahyana menambahkan.