Kisah Perjuangan Dokter Merawat Pasien COVID-19

Kisah Perjuangan Dokter Merawat Pasien COVID-19

Fri, 03 Apr 2020Posted by Admin

Angka kasus pandemi corona kan bertambah. Per 2 April 2020, sudah ada 1,790 kasus di tanah air. Mayoritas kasus terdapat di wilayah DKI Jakarta. Angka kasus yang terus bertambah tentu membuat ruangan rawat semakin terbatas. Untuk menghindari hal tersebut, Wisma Atlet kini telah dialihfungsikan sebagai rumah sakit (RS) darurat penanganan COVID-19.

Tenaga medis senior dan muda serta relawan pun dikumpulkan di rumah sakit darurat ini. Bagaimana proses penanganan dan perkembangan pasien COVID-19 pun menjadi topik yang paling dicari. Tak ayal, seorang dokter yang saat ini bertugas pun viral setelah membagikan kisahnya saat berjuang merawat pasien COVID-19. Ia adalah dr. Debryna Dewi Lumanauw.

dr. Debryna saat ini tengah bertugas di RS Darurat Wisma Atlet. Ia membagikan ceritanya melalui sebuah platform media sosial. Cerita tersebut kemudian dikonfirmasi oleh tim Wolipop. Kepada Wolipop ia akhirnya menceritakan kembali kisah perjuangannya. Awalnya, ia menjelaskan bahwa RS Darurat Wisma Atlet terbagi menjadi tiga area, zona merah, kuning dan hijau. Sistem pengamanan di RS ini pun ketat. Mulai dari pengecekan suhu hingga bilik disinfektan, seluruhnya dijaga oleh petugas militer.

 

Zona merah adalah zona perawatan. “Begitu masuk zona ini (merah), kami sudah menganggap diri kami ODP. Sehingga komitmennya adalah, kami tidak akan secara bebas keluar dari sini sebelum karantina 14 hari”, ujarnya. Ia pun menambahkan, di RS ini ia ditempatkan di IGD dengan jam kerja mulai dari 05:00 pagi sampai 15.00 sore.

Tentu selama jam kerja tersebut para tenaga medis dilengkapi oleh APD atau alat pelindung diri. Untuk meminimalisir penggunaan APD, mereka sebisa mungkin hanya memakai 1 per hari nya. Sehingga, selama shift itu, mereka berusaha untuk menahan diri tidak makan, minum atau ke toilet. Pejuangan yang tidak mudah ya, SObat7!

Pejuangan mereka belum sampai disitu menurut kisah dr. Debryna. Seringkali mereka kewalahan saat merawat pasien di IGD. Kewalahan ini terjadi akibat minimnya tenaga pendukung seperti housekeeping, porter untuk titipan barang pasien dan security triage. Sehingga, secara tidak langsung para tenaga medis pun harus mampu mengisi posisi ini. Mereka pun harus senantiasa menenangkan pasien karena kecemasan yang mereka alami.

Terima kasih, dr. Debryna dan seluruh tenaga medis tanah air. Kisah perjuangan kalian selalu menginspirasi! Sobat7 bisa membantu meringankan beban mereka juga loh, dengan tetap #DirumahAja. Jadikan pengorbanan mereka lebih berarti!