Satria-1. Satelit Indonesia Yang Baru Saja Diluncurkan Dengan Roket Elon Musk
Tue, 20 Jun 2023Posted by AdminSatelit Satria-1, yang merupakan satelit Indonesia Raya, telah sukses diluncurkan pada Senin (19/6) pukul 5.21 WIB atau Minggu (18/6) pukul 18.21 waktu Amerika Serikat.
Peluncuran Satria-1 menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Cape Canaveral Space Force Station, Orlando, Florida, Amerika Serikat.
Peluncuran Satria-1 terdiri dari dua tahap yang berjalan dengan baik. Tahap pertama berjalan lancar, dan mesin pendorong pertama berhasil dilepaskan dari roket Falcon 9.
Pada tahap kedua, satelit ini melanjutkan perjalanan dengan menggunakan mesin pendorong kedua menuju orbit yang dituju.
Walaupun peluncuran telah sukses dilakukan, Satria-1 belum dapat beroperasi secara langsung karena membutuhkan waktu 145 hari setelah satelit dipisahkan dari kendaraan peluncurannya.
Setelah mencapai posisi 146 Bujur Timur, satelit ini akan melalui serangkaian uji coba untuk memastikan pelayanan yang optimal. Rencananya, pada minggu ke-4 bulan Desember 2023, Satria-1 akan siap untuk beroperasi.
Satria-1 adalah satelit multifungsi yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan menggunakan teknologi VHTS (Very High-Throughput Satellite).
Diharapkan satelit ini dapat memberikan layanan internet dengan kapasitas setara 150 Gbps, menjadikannya satelit terbesar di Asia dan berada di peringkat 5 dunia untuk kelas di atas 100 Gbps.
Satelit Satria-1 diharapkan dapat mempercepat akses layanan internet yang merata di seluruh Indonesia, terutama di wilayah terpencil, terdepan, dan terluar (3T).
Satria adalah satelit multifungsi yang dibangun oleh PT Satelit Nusantara 3 dan diproduksi di Thales Alenia Space, Cannes, Perancis. Satelit ini menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band, dengan kapasitas hingga 150 Gigabits per second (Gbps).
Arief Tri Hardiyanto, Pelaksana Tugas Direktur Utama Bakti Kominfo, mengatakan, "Satria adalah satelit multifungsi milik pemerintah Indonesia dengan teknologi VHTS yang diharapkan dapat menyediakan layanan internet dengan kapasitas setara 150 Gbps. Satelit ini akan menjadi yang terbesar di Asia atau berada di peringkat ke-5 dunia dalam hal kapasitas untuk kelas di atas 100 Gbps."
Kapasitas yang besar ini akan digunakan untuk mengatasi kesenjangan digital di wilayah terpencil di Indonesia yang tidak terjangkau oleh jaringan telekomunikasi seperti BTS atau serat optik.